Mohon tunggu...
Zaky Zamani
Zaky Zamani Mohon Tunggu... Guru - Konseling Terapi Mind Art

Guru, Motivator, Penulis Pemula.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matahariku

17 April 2023   09:09 Diperbarui: 17 April 2023   09:32 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi - pagi buta suara ayam kampung membangunkan seluruh makhluk di alam semesta ini. Dengan suaranya pertanda akan datang cahaya diatas cahaya.

Matahariku, menyinari hati yang beku menjadi lebih memahami keadaan sekitar kehidupan yang membutuhkan perhatian, engkau selalu menjadi perhatian utama makhluk -Nya 

Matahariku, tanpamu seperti tubuh tak bertulang, berjalan ditengah keramaian hanya tongkat kayu yang menemani perjalanan ku menuju ruang penuh cahaya.

Matahariku, kita selalu bersama, sahabat mu akan datang jika malam hari tiba, hidup menjadi lebih semangat melanjutkan perjalanan mimpi di atas awan tanpa takut akan kehilangan kamu dimalam hari.

Kehadiran mu sungguh luar biasa dapat menghilangkan kejenuhan yang tak berujung sebab ketiadaanmu menjadikan yang mati menjadi tak dilihat oleh siapapun.

Aku, dia, serta mereka akan selalu menunggu kehadiran mu setiap saat hanya ingin menikmati keindahan waktu disetiap sudut pandang yang berbeda-beda.

Matahariku, menyinari hati yang paling kecil disetiap tubuh saat bangun pagi untuk melakukan hubungan khusus dengan beribadah kepada Tuhan yang telah menciptakan mu.

Cuaca pagi diselimuti awan hitam, aku merindukanmu walaupun hujan turun menghantam tubuh kecil yang kuat karena mensyukuri nikmat yang aku dapat dipagi ini.

Matahariku, kadang dirimu ada begitu menyilaukan mata serta seakan-akan telah menyakiti makhluk Tuhan, aku mengerti kehadiran mu pagi itu sungguh luar biasa karena kamu bersemangat untuk kebahagiaan dunia.

Hempasan angin kencang tidak meruntuhkan semangat matahariku yang setia walaupun suka dihujat sebab cahayamu menembus jiwa-jiwa yang mementingkan keadaan dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun