Mohon tunggu...
Zaky Zamani
Zaky Zamani Mohon Tunggu... Guru - Konseling Terapi Mind Art

Guru, Motivator, Penulis Pemula.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sandal Babe Ali The Series (Bagian Ke-3)

15 April 2023   09:09 Diperbarui: 15 April 2023   09:13 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Rebana ketimpring

Setelah mencabut singkong, lalu singkong dibersihin dari tumpukan tanah yang bergumul, entong minta ijin ke babe "Beh, entong bawa singkong ke pasar jongkok ditemenin sama dek neng, boleh yaa" (entong tersenyum kecil). "Boleh tong, lu beberes sana, supaya ga ke-sore-an sampe dipasar" jawab babe.

Si entong beranjak dari kebon membawa singkong yang telah bersih, berangkat menggunakan sepeda ontel milik kong Ahmad, sepeda ontel peninggalan kakek nya dek neng permata. Terasa indah dan semangat mengayuh sepeda ontel ditemenin dek neng permata si cantik jelita. (permata tersenyum mendengar pujian entong, dan entong membalas senyuman)

Entong dan permata sambil ngobrol tentang peninggalan kong Ahmad, belum juga mulai. Eh ga ada petir ga ada hujan, entong dikejutkan sama seorang nenek yang minta makanan untuk cucunya yang belum makan, "tolong nenek, cucu nenek mau makan, nenek tidak punya uang" mendengar ucapan nenek yang tiba-tiba nongol di depan sepeda, entong segera menghentikan laju sepedanya yang hampir menabrak nenek itu.

Sepeda ontel dipinggirkan dengan hati-hati karena permata menjadi penumpang nya. lalu entong mendekati tamu yang datang tiba-tiba, sambil mengucapkan salam "Assalamu'alaikum nek". nenek jawab salam dari entong "wa alaikum salam", sambil menadahkan tangan kanannya untuk mendapatkan bantuan entong.

Lanjut nenek berharap bantuan "bantuin nenek yaa, anak baik". "Entong hanya punya ini nek" (sambil mengambil singkong yang diikat) "nenek mau?" Lanjut entong menawarkan, "Tidak apa nak, nanti singkongnya nenek rebus" lanjut nenek menyetujui.

Entong meminta ijin sama permata yang menjadi saksi, bahwa entong memberikan 2 batang singkong untuk nenek. Entong hanya berprasangka baik terhadap nenek dan berharap yang meminta bantuan itu secara nyata adalah seorang nenek tetapi secara kasat mata adalah malaikat yang sedang menyamar untuk menguji entong, murni atau palsu ketulusan hatinya membantu seseorang yang membutuhkan bantuan nya. Setelah mendapatkan persetujuan dari dek neng permata, entong langsung memberikan singkong yang telah dipisahkan dari batangnya. Sambil berucap "nek, ini singkong entong kasih buat makan nenek dan cucu yang sudah menunggu", dan "tidak usah dibayar nek, entong tulus memberikan bantuan", lalu nenek menyambut kata dengan berucap "terima kasih ya nak", lanjut entong bicara ke nenek "do'a-kan entong, babeh Ali dan keluarganya".

"Jujur aja, ini singkong milik babeh Ali, entong hanya perantara saja". Setelah mendengar kejujuran entong, nenek berdo'a sangat singkat namun penuh makna sangat dalam "barokallahu laka, babe Ali, dek neng, entong", nenek lanjut pergi untuk segera  rebus singkong untuk cucunya yang telah lama menunggu, nenek pamit pergi, sambil mengucap "terima kasih, wassalamu'alaikum". Entong menjawab salam si nenek "wa alaikum salam, hati-hati yaa nek".

Betapa pentingnya kita peduli dan berbagi kepada sesama makhluk hidup yang membutuhkan bantuan.

Entong lanjut mengayuh sepedanya ke pasar jongkok. Sesampainya dipasar banyak pembeli yang sudah menunggu lama demi ingin membeli singkong gajah hasil panen babe Ali, semua pelanggan terperangah melihat entong sama permata yang datang ke pasar, biasanya babe yang bawa hasil panennya. Kali ini ada yang berbeda, murid kesayangannya bantuin jualan singkong milik babeh Ali bin Ahmad.

Hanya butuh waktu 10 menit, singkong ludes terjual. Babe Ali hanya menjual singkong hasil kebon tidak ada yang lainnya. "Alhamdulillah ya dek neng", "hari ini keberkahan untuk singkong babe". kata entong.

"Nyok ah kite pulang, bentar lagi buka puasa" ucap entong ke permata, sambil memutar arah sepeda ke arah jalan pulang.

"Oh iya, ntar malem kan ada latihan rebana ketimpring, apa Abang entong ikutan juga?" Sambung permata, membuka topik baru dalam obrolannya.

"Pasti dong, kan babe Ali yang ngajarin" jawab entong sambil mengayuh sepedanya dengan santai. "Nanti Abang minta ijin ke babe, kan belum pernah ikutan maen rebana ketimpring" sambil berucap meyakinkan permata yang berharap entong ikutan latihan. Karena biasanya entong nih,  punya tugas menyiapkan minuman bir pletok dan makanan rebus-rebusan. Jadi belum tau cara nabok itu alat musik yang namanye rebana ketimpring.

dokpri. Rebana ketimpring 
dokpri. Rebana ketimpring 

Allahu Akbar, Allahu Akbar.. terdengar suara azan dari musholla terdekat, itu tandanya sudah masuk waktu berbuka puasa. "Alhamdulillah.. waktunya berbuka puasa", entong bersyukur karena sudah maghrib

kita awali dengan baca bismillah untuk membatalkan puasa dengan makan 1 buah kurma dan minum air teh, setelah itu.. kebiasaan keluarga babe Ali, melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Setelah sholat Maghrib, dilanjutkan dengan mencicipi hidangan yang disajikan, tetapi sebelum makan, dibiasakan membaca do'a makan, dipimpin entong "Allahumma baqriklanaa fiimaa razaqtanaa wa kinaa 'adzaa bannaar". ("Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka.").

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun