Kebutuhan masyarakat sudah banyak yang harganya naik. Mulai dari Minyak Goreng melambung tinggi, skrg akan ada wacana Pertamax naik pula. bahan bakar untuk kendaraan tidak banyak berpengaruh terhadap transportasi massal. Kendaraan pribadi tuh lebih simpel digunakan, semahal-mahalnya kenaikan Pertamax pastinya jalan di Jakarta tetap macet. Karena, kenaikan harga Pertamax tidak dibarengi dengan pembatasan kepemilikan jumlah kendaraan di setiap keluarga. Bagaimana mungkin? mereka yang sudah terbiasa dengan kendaraan pribadi nya, diminta beralih ke tranportasi massal, hanya karena Pertamax naik.
Masing-masing kita memiliki kendaraan pribadi lebih dari satu. saya menyadari bahwa kendaraan pribadi (motor atau mobil) sangat penting untuk aktivitas sehari-hari. Jika saya harus menggunakan transportasi massal itupun hanya sebatas sementara karena motor sedang di bengkel. Apalagi sekarang sudah ada sarana transportasi online (ojol), ojol ini sudah familiar di masyarakat karena fasilitas nya lebih lengkap seperti tarif murah, dijemput depan rumah dan diantar sampai pintu gerbang.
Masyarakat bisa saja beralih ke tranportasi massal (Busway, LRT, MRT, Jeklingko), jika pemerintah mau komitmen dengan pembatasan jumlah kendaraan pribadi. Mungkin sedikit kehilangan keuntungan, walau tidak ada pemasukan dari pajak kendaraan bermotor tetapi ada keuntungan dari penjualan tiket transportasi masal. Apakah ini akan terjadi? Tunggu komitmen nya.
Saya berharap dengan beralih pada transportasi massal tidak ada kenaikan harga kebutuhan pokok, siapa yang bisa menjamin? Menjelang bulan Ramadhan semua harga kebutuhan pada naik. Eh ini Pertamax mau ikutan naik juga. Yuk waktunya kita untuk instrospeksi diri.
Salam sukses untuk kita semua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H