Tren penggunaan pupuk organik lokal di kalangan petani semakin meningkat di Indonesia. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk Ahmad Effendy Noor, (CO) PT Nividia Pratama, yang dikenal sebagai salah satu pelaku industri berbasis inovasi dan keberlanjutan. Dalam sebuah wawancara, Ahmad memberikan pandangannya terkait pergeseran para petani dari pupuk kimia ke pupuk organik lokal.
Menurut Ahmad Effendy Noor, peralihan ke pupuk organik lokal bukan hanya langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan pertanian, tetapi juga menjadi bukti kesadaran petani terhadap pentingnya menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang. "Kami melihat ada perubahan paradigma di kalangan petani. Mereka tidak hanya memikirkan hasil panen sesaat, tetapi juga keberlanjutan ekosistem tanah dan produktivitas pertanian di masa depan," ungkap Ahmad Effendy Noor.
Faktor Pendorong Penggunaan Pupuk Organik Lokal
Ahmad Effendy Noor menjelaskan bahwa ada beberapa faktor utama yang mendorong tren ini. Pertama, meningkatnya harga pupuk kimia akibat fluktuasi pasar global. Kondisi ini membuat petani mencari alternatif yang lebih ekonomis dan berkelanjutan. Kedua, kesadaran lingkungan yang semakin tinggi, khususnya di kalangan generasi muda petani. Ketiga, ketersediaan pupuk organik lokal yang mulai diproduksi secara massal oleh UMKM dan koperasi petani.
"Produk seperti Avatara, yang dikembangkan oleh petani lokal di beberapa daerah, menjadi contoh nyata bagaimana inovasi lokal mampu menjawab kebutuhan pasar. Pupuk organik ini menawarkan solusi berbasis lingkungan yang tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah secara alami," tambahnya.
Dukungan Industri terhadap Pupuk Organik Lokal
Sebagai pelaku industri, PT Nividia Pratama, menurut Ahmad Effendy Noor, melihat potensi besar dalam kolaborasi antara sektor korporasi dan petani lokal. "Kami percaya bahwa pengembangan pupuk organik lokal bisa didorong lebih jauh dengan dukungan teknologi dan akses pasar yang lebih luas. Ini bisa menjadi peluang ekonomi bagi petani sekaligus upaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor pupuk kimia," katanya.
Ahmad Effendy Noor juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam memperkuat tren ini, mulai dari kebijakan subsidi hingga pendampingan teknis. Ia menilai, sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan petani adalah kunci untuk menciptakan ekosistem pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.
Tantangan yang Perlu Diatasi
Namun, Ahmad Effendy Noor juga mengingatkan bahwa transisi ke pupuk organik bukan tanpa tantangan. Salah satu yang paling krusial adalah edukasi petani. "Masih ada petani yang skeptis terhadap efektivitas pupuk organik, terutama jika mereka tidak mendapat hasil yang cepat seperti pupuk kimia. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan pendampingan dan pelatihan agar mereka memahami cara mengoptimalkan penggunaan pupuk organik," jelasnya.
Selain itu, distribusi produk pupuk organik lokal juga menjadi perhatian. Menurutnya, keberlanjutan tren ini akan sangat bergantung pada kemampuan para produsen lokal untuk memastikan kualitas dan kuantitas produk sesuai dengan kebutuhan pasar.
Harapan untuk Masa Depan
Ahmad Effendy Noor optimis bahwa tren penggunaan pupuk organik lokal akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran petani akan pentingnya pertanian berkelanjutan. Ia berharap, inovasi-inovasi lokal seperti ini dapat menjadi tulang punggung bagi ketahanan pangan nasional sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor agribisnis.
"Pertanian adalah fondasi ekonomi kita, dan menjaga keberlanjutannya adalah tanggung jawab bersama. Kami di PT Nividia Pratama berkomitmen untuk terus mendukung setiap langkah yang mengarah ke sana," tutup Ahmad Effendy Noor.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H