Etika merupakan sebuah kunci dalam kehidupan bermasyarakat. Etika merupakan suatu aspek yang perlu dipenuhi di kehidupan bermasyarakat. Dalam posisinya, etika adalah aturan, norma, kaidah yang tidak lepas dari perbuatan tingkah laku. Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab baik itu secara sosial maupun moral pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Dapat dikatakan pula bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak setiap individu terkait benar dan salahnya.
Maraknya anak-anak di bawah umur yang membawa motor menjadi pertanyaan bahwa menghilangkan aspek-aspek dalam berkendara yang antara lain SIM (Surat Izin Mengemudi) ini sudah melanggar etika berkendara. Dalam hal ini, yang patut dipertanyakan adalah peranan orang tua akan menjaga serta memberi pembelajaran mengenai etika pertama dalam kehidupan bermasyarakat.Â
Ketika seorang anak di bawah umur menggunakan sepeda motor, mereka memiliki mental yang belum tertata karena sering terpancing akan suatu adrenalin yang ada. Walaupun begitu, hal tersebut tidak menyanggah bahwasannya yang sudah cukup umur dan memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) pun memiliki sifat berkendara yang baik.Â
Kemudian banyaknya permintaan anak terhadap keinginannya memiliki kendaraan bermotor sendiri merupakan trend masa sekarang. Anak anak zaman sekarang memiliki rasa keelitan yang tinggi tentang bagaimana adrenalin mereka terpacu dengan kecepatan yang ada. Mulai dari ingin dibelikan kendaraan yang memiliki CC tinggi ataupun modifikasi (variasi yang menghilangkan fungsi, knalpot racing, dan menaikkan performa mesin). Dalam kehidupan bermasyarakat, tidak semua orang suka dengan hal semacam itu bahkan bisa menjadi sesuatu yang mengganggu.
Etika tidak lepas dari Etiket. Etiket merupakan tata cara untuk berkomunikasi antara manusia satu sama lain. Pendidikan dalam berkomunikasi juga suatu etika untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang damai. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki struktur tingkat kebahasaan yang rumit seperti kata "kamu" dalam bahasa Jawa.Â
Misalnya kata "sampean" untuk orang yang seumuran dan kata "njenengan" untuk orang yang dihormati, biasanya orang yang lebih tua atau kerabat. Namun, konteks rumit itu relatif karena apabila kita sudah terjun di bidang kebahasaan, maka tidak ada kata rumit. Tutur kata dan kebahasaan juga penting dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa dapat menilai bagaimana karakter anak yang tercipta oleh pendidikan kebahasaan ini.
Orang tua memiliki peranan penting bagi pendidikan etika di masyarakat selain anak itu sendiri sadar akan etika bermasyarakat. Apabila orang tua tidak dapat membentuk karakter seorang anak yang dibuat agar dapat patuh dalam etika, maka dalam hal tersebut dapat menimbulkan kebencian dalam kehidupan bermasyarakat.Â
Pendidikan etika orang tua tentang doktrin terhadap norma, kaidah, aturan maupun cara yang digunakan sebagai pedoman atau asas harus ditekankan mengingat bahwa kita adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa manusia yang lain. Pendidikan serta penerapan etika harus dijunjung supaya dapat memenuhi kehidupan bermasyarakat yang tenteram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H