Rumah Makan Soto Betawi Haji Usman Ali berdiri sejak tahun 1979 dan masih ada sampai hari ini. Suryati pemilik Rumah Makan Soto Haji Usman menjelaskan nama Haji Usman Ali adalah ayahnya sendiri yang merupakan pendiri usaha warung makan tersebut.
"Ini berdiri mulai tahun 1979, jadi udah sekitar 40 tahunan. Awalnya namanya Warung Sederhana di daerah Pondok Ranji, lalu berubah jadi Rumah Makan Soto Betawi Haji Usman Ali dari 1980 masih di Pondok Ranji juga,"ungkap Suryati, Senin (16/05/2022)Â
Menu yang paling disukai pengunjung di warung makan ini adalah Soto Betawi, namun selain soto betawi ada juga Pecak Lele dan Sayur Asem yang tidak kalah enaknya.
Suryati pun menceritakan suka duka di saat awal pandemi terjadi. Ketika itu tempat usahanya yang sudah laris manis ini sempat tutup karena pemasukan dari penjualan sejak pandemi sangat sedikit hanya 30 persen.
"Kerugian saat pandemi sangat banyak, awal pandemi kita sempat tutup karena pemasukan cuma 30 persen, saat itu pelanggan sedikit, tapi pengeluaran banyak sekali," ujarnya.
 Setelah melakukan pertimbangan yang matang, Suryati memutuskan untuk membuka warung sotonya dengan banyak pengurangan, seperti pengurangan pegawai, gaji atau upah, juga pengurangan menu makanan.
Menurut Husein selaku pembeli, ia pun setuju dengan pendapat Suryati. Bukan hanya UMKM saja yang merasakan penurunan omzet bahkan perusahaan besar pun kena imbas dari Covid- 19 ini. Penambahan penghasilan pun sempat dirasakan Suryati ketika ada kebijakan pemerintah memperbolehkan masyarakat makan di tempat.
"Kenaikan pendapatan seperti dulu belum ada, sampai akhirnya diizinkan untuk makan ditempat, itu omzet udah mulai naik sampai 60 persen," tuturnya. Namun kenaikan omzet ini tidak berlangsung lama, karena ada kebijakan baru lagi yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Jika dirata-ratakan, persentase pendapatan dari pembeli yang makan di tempat dengan pesan melalui online jumlahnya sama, namun karena sekarang tidak diperbolehkan makan ditempat, otomatis usaha warung makan yang ia jalani saat ini mengalami kerugian lagi.
Suryati pun membagikan cerita hingga usaha rumah makan yang dijalankan tetap bertahan di masa-masa sulit ini. Menurutnya, cara yang paling ampuh agar tetap eksis di tengah pandemi Covid- 19 yakni beradaptasi atau bertahan.Berbagai cara dilakukan agar orang tertarik untuk membeli makanan di rumah makannya. Misalnya dengan memberikan diskon.
"Caranya kita kasih diskon supaya pembeli di rumah ada keuntungan lagi, jadi mau membeli, kita sendiri aja kalo ada diskon seneng ya walaupun hanya Rp 10 ribu," ujarnya.
 Teknologi pun sangat berpengaruh untuk penjualan saat ini, seperti WhatsApp, Facebook, dan Ojek Online. Ibu Suryati membagi-bagikan informasi kepada masyarakat tentang diskon jika membeli makanan di warungnya.
Suryati juga memiliki harapan agar pandemi ini segera berakhir.
"Pengennya dinormalkan seperti dulu boleh makan di tempat, kepengen kebijakan pemerintah lebih melihat yang bawah, kita mungkin terlihat mampu padahal kita mampu-mampukan untuk bertahan hidup,"pungkasan dari Suryati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H