Mohon tunggu...
Zaky Permana
Zaky Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penurunan Omzet UMKM di Kelurahan Pondok Ranji selama Covid-19 (2020-2022)

17 Juni 2022   15:51 Diperbarui: 17 Juni 2022   15:54 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rumah Makan Soto Betawi Haji Usman Ali berdiri sejak tahun 1979 dan masih ada sampai hari ini. Suryati pemilik Rumah Makan Soto Haji Usman menjelaskan nama Haji Usman Ali adalah ayahnya sendiri yang merupakan pendiri usaha warung makan tersebut.

"Ini berdiri mulai tahun 1979, jadi udah sekitar 40 tahunan. Awalnya namanya Warung Sederhana di daerah Pondok Ranji, lalu berubah jadi Rumah Makan Soto Betawi Haji Usman Ali dari 1980 masih di Pondok Ranji juga,"ungkap Suryati, Senin (16/05/2022) 

Menu yang paling disukai pengunjung di warung makan ini adalah Soto Betawi, namun selain soto betawi ada juga Pecak Lele dan Sayur Asem yang tidak kalah enaknya.

Suryati pun menceritakan suka duka di saat awal pandemi terjadi. Ketika itu tempat usahanya yang sudah laris manis ini sempat tutup karena pemasukan dari penjualan sejak pandemi sangat sedikit hanya 30 persen.

"Kerugian saat pandemi sangat banyak, awal pandemi kita sempat tutup karena pemasukan cuma 30 persen, saat itu pelanggan sedikit, tapi pengeluaran banyak sekali," ujarnya.

 Setelah melakukan pertimbangan yang matang, Suryati memutuskan untuk membuka warung sotonya dengan banyak pengurangan, seperti pengurangan pegawai, gaji atau upah, juga pengurangan menu makanan.

Menurut Husein selaku pembeli, ia pun setuju dengan pendapat Suryati. Bukan hanya UMKM saja yang merasakan penurunan omzet bahkan perusahaan besar pun kena imbas dari Covid- 19 ini. Penambahan penghasilan pun sempat dirasakan Suryati ketika ada kebijakan pemerintah memperbolehkan masyarakat makan di tempat.

"Kenaikan pendapatan seperti dulu belum ada, sampai akhirnya diizinkan untuk makan ditempat, itu omzet udah mulai naik sampai 60 persen," tuturnya. Namun kenaikan omzet ini tidak berlangsung lama, karena ada kebijakan baru lagi yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Jika dirata-ratakan, persentase pendapatan dari pembeli yang makan di tempat dengan pesan melalui online jumlahnya sama, namun karena sekarang tidak diperbolehkan makan ditempat, otomatis usaha warung makan yang ia jalani saat ini mengalami kerugian lagi.

Suryati pun membagikan cerita hingga usaha rumah makan yang dijalankan tetap bertahan di masa-masa sulit ini. Menurutnya, cara yang paling ampuh agar tetap eksis di tengah pandemi Covid- 19 yakni beradaptasi atau bertahan.Berbagai cara dilakukan agar orang tertarik untuk membeli makanan di rumah makannya. Misalnya dengan memberikan diskon.

"Caranya kita kasih diskon supaya pembeli di rumah ada keuntungan lagi, jadi mau membeli, kita sendiri aja kalo ada diskon seneng ya walaupun hanya Rp 10 ribu," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun