Mohon tunggu...
Muhammad Zaky Febriansyach
Muhammad Zaky Febriansyach Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Universitas Ahmad Dahlan Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi Progam Study Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"The Social Dilemma", Film Netflix yang Mengupas Sisi Lain Social Media

14 Juli 2021   23:35 Diperbarui: 14 Juli 2021   23:45 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Anna Lembke, pakar kecanduan di Stanford University, juga menjelaskan bahwa perusahaan media sosial memanfaatkan kebutuhan evolusioner otak untuk hubungan antarpribadi. Roger McNamee, investor awal di Facebook juga memberikan keterangan, Rusia tidak meretas Facebook, mereka hanya menggunakan platform tersebut.

Sebagai pelengkap wawancara, pembuat film mengilustrasikan beberapa adegan yang diperankan oleh manusia.

Dalam sebuah wawancara dalam film dokumenter tersebut Aza Raskin,  Co-Founder Center for Humane Technology yang juga pernah bekerja di Firefox & Mozilla Labs mengatakan, "Jika kamu tidak membayar produknya, berarti kamulah produknya". 

Ia juka mengatakan, banyak layanan internet yang seolah gratis, namun pada kenyataanya tidak. Semua itu dibayar oleh pengiklan, yang bertujuan agar iklan tersebut dapat ditampilkan di layanan dan secara langsung dapat dilihat oleh penggunanya. Gampangnya mungkin seperti sama saja seperti perusahaan teknologi menjual perhatianya kepada pengiklan sedangkan perhatian itu dari kita para pengguna sosial media.

Pada beberapa potongan cuplikan di film The Social Dilemma juga menyebutkan bagaimana sistem algoritma social media bekerja. 

Semua kegiatan yang kita lakukan di internet dan di social media terutama akan diawasi secara otomatis, dipantau, direkam dan di ukur setiap kegiatan yang kita lakukan. misalnya konten apa saja yang kita sukai atau kita beri like, bagaimana komentar yang kita bagikan, bahkan berapa lama kita melihat atau berhenti scrolling suatu konten. 

Dari beberapa contoh itu perusahaan teknologi akan mengetahui emosional kita seperti, kapan kita sedang senang, sedih, depresi, kesepian. mereka bahkan tau apa yang kita lakukan di malam hari, bahkan bisa memahami apakah diri kita ekstrovert atau introvert.

Teknologi pun tau tentang kita, tentang yang kita sukai maupun tidak sukai. dari data data yang terkumpul akan memprediksi konten seperti apa yang akan keluar setelahnya dan apa yang diprediksikan ke kita, tentunya agar kita semakin betah menatap layar gadget supaya menambah pundi pundi uang mereka.

Sandy Parakilas, mantan manager operasi facebook sebagai narasumber dalam wawancara dokumentasi film ini mengatakan, "semua data yang kita dapatkan hampir semuanya tidak diawasi oleh manusia, yang terus membuat prediksi yang makin membaik tentang siapa kita dan apa yang kita lakukan".

Teknologi pun akan tau, ketika durasi kita dalam menggunakan media sosial lebih sedikit dari biasanya. Dan itu menjadi kabar buruk bagi mereka, maka akan membuat iklan yang ditampilkan akan lebih sedikit. Dengan data yang sudah terkumpul maka mereka akan memberikan hal hal yang diprediksikan kita sukai, agar kita pun lebih lama menggunakan sosial media. Hal ini pun tentunya sering kita rasakan pada saat menggunakan sosial media. 

Contoh yang sering saya alami saat menggunakan aplikasi tiktok, instagram, maupun facebook. Pada saat menonton tiktok atau scrolling entah mengapa selalu saja yang keluar di fyp adalah tentang hal hal yang saya sukai, begitu juga facebook dan instagram, selalu menampilkan apa saja yang sedang saya sukai. yang mana membuat saya bahkan tidak sedikit dari kita betah berlama lama di depan layar gadget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun