Setiba di rumah, ia menyeduh teh serai lalu duduk di beranda untuk membaca buku.”. kutipan tersebut menggambarkan seseorang yang sibuk dan fanatik atas pekerjaannya. Hal yang berbeda ditemui dalam Hikayat Si Miskin, penulis menggambarkan perwatakan tokoh umumnya menggunakan penggambaran langsung. Perhatikan kutipan berikut “Maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rezekinya sekeliling negeri antah berantah” menggambarkan sifat sabar.
Amanat
Walaupun memiliki latar suasana yang sekiranya sama, amanat yang disampaikan berbeda. Pada cerpen Wanita dan Semut-Semut di Kepalanya, mengajarkan kita untuk berpikir simpel, jangan terlalu berbelit dalam menghadapi sesuatu dan untuk jangan menyia-nyiakan sesuatu yang kita miliki. Pada Hikayat Si Miskin, walaupun tingkatan bahasa yang digunakan berbeda, amanat dapat pembaca peroleh saat sudah menyelesaikan bacaannya.
Hikayat ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dan sabar menghadapi kehidupan. Menghadapi halang rintang yang berada di depan kita. Terlebih lagi, amanat dalam kedua sastra ini memiliki cara penyampaian yang sama, yaitu secara tersirat.
Tautan Hikayat Si Miskin: https://indotim.wordpress.com/cerita-rakyat-nusantara-2/hikayat-simiskin/
Tautan Cerpen Wanita dan Semut-Semut di Kepalanya: http://cerpen.print.kompas.com/2014/03/02/wanita-dan-semut-semut-di-kepalanya/