Mohon tunggu...
Zaky Burhan
Zaky Burhan Mohon Tunggu... -

Ashphothograte

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Korupsi di Indonesia

26 Maret 2015   22:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:57 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 69 tahun merdeka, tetap saja belum bebas dari korupsi. Korupsi adalah salah satu warisan dari zaman penjajahan Belanda yang masih terus berjalan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus korupsi tertinggi didunia. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan dan pengembangan infrastruktur di republik tercinta ini dimanfaatkan sebagai celah untuk melakukan korupsi. Banyak kasus korupsi yang terjadi tidak hanya melibatkan nama pejabat yang masih aktif bahkan para mantan pejabat telah melukai hati rakyat Indonesia. Mereka kecewa bukan hanya dengan mental para pejabat negara namun juga kecewa atas buruknya sistem pengawasan dan pelaksanaan operasional sebuah negara. Bahkan dengan adanya wacana mengenai pengampunan atas para koruptor sehingga para koruptor bisa bebas kembali setelah menikmati hasil dari korupsi tersebut.

Korupsi merupakan permasalah mendesak yang harus diatasi, agar tercapai pertumbuhan ekonomi yang sehat. Berbagai permasalahan tentang korupsi yang setiap hari diberitakan oleh media massa baik cetak maupun elektronik, tergambar adanya peningkatan dan pengembangan model-model korupsi. Kampanye anti korupsi tidak cukup ampuh untuk memberhentikan praktik tercela ini, kampanye massal hanya bualan semata.

Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia, praktik korupsi makin mudah ditemukan di berbagai bidang kehidupan. Melemahnya nilai-nilai sosial dan kepentingan pribadi menjadi tujuan utama dibandingkan kepentingan umum, serta kepemilikan benda secara individual menjadi etika pribadi yang melandasi perilaku sosial sebagian besar orang. Lembaga pelayanan publik justru digunakan oleh pejabat publik untuk mengejar keuntungan pribadi, semata-mata demi promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Sementara kualitas dan kuantitas pelayanan publik, bukan prioritas dan orientasi yang utama. Persoalan tersebut marak di Indonesia, pelayanan publik tidak pernah maksimal karena praktik korupsi.

Korupsi juga telah dilakukan secara turun - temurun. Bukan hanya turun - temurun, anak-anak yang dilahirkan bukan dari orang tua yang korupsi pun bisa menjadi koruptor. Para orang tua pun bangga sekali jika melihat anaknya sukses dari sisi materi tanpa melihat bahwa uang yang mereka dapatkan itu berasal dari hasil korupsi. Rasa malu yang telah hilang dari otak mereka membawa mereka pada rasa bangga melakukan korupsi. Bangga memiliki kekayaan yang berlebih, bangga karena tidak ketahuan, padahal semuanya itu didapatkan dari korupsi. Mereka memang menyadari bahwa itu merupakan dosa dan merugikan orang banyak, namun mereka sama sekali tidak menghiraukannya. Hal ini hanya memperburuk citra Indonesia di mata dunia sehingga secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia ini merupakan suatu masalah yang tidak asing lagi di dengar, karena merupakan suatu masalah yang sudah lama dan dilakukan secara turun temurun yang membuat negara kita tercemar di mata dunia. Dan sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut bahu-membahu bekerja sama dengan penuh kesadaran agar terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran di negara yang kita cintai ini.  tindakan yang tegas dan jujur harus dilakukan dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang melakukan korupsi sudah selayaknya segera dilakukan demi sejahteranya negara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun