Mohon tunggu...
Zakki Wakif
Zakki Wakif Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketangguhan Lulusan Pesantren

23 Desember 2016   14:04 Diperbarui: 23 Desember 2016   14:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua yang dibutuhkan dalam hidup sudah dipelajari selama di pesantren. Setelah itu? Saatnya santri yang sudah lulus mampu menghadapi segala tantangan di dunia luar.

Bila selama di pesantren semuanya serba teratur, maka ujian sesungguhnya adalah saat santri lulus dan bergabung dengan masyarakat lain di dunia luar. Mampukah mereka tetap mempertahankan dan bahkan menularkan semua keteraturan yang telah mereka dapatkan selama di pesantren?

Tidak usah ragu mendaftarkan putra-putri Anda ke pesantren. Tidak sekuno anggapan umum, kok. Saat lulus, mereka bisa jadi apa pun yang mereka inginkan, selama sesuai ajaran agama Islam dan tidak merugikan sesama manusia.

Jika ingin melihat bagaimana kehidupan remaja saat menempuh pendidikan di pesantren, Anda bisa menonton film “Cahaya Cinta Pesantren”yang disutradarai oleh Raymond Handaya. Film drama komedi remaja ini berlatar lingkungan santri yang jauh dari kesan kaku, serius, dan monoton.

Di sini Anda juga bisa melihat bahwa para santri putra dan putri ternyata juga masih bisa bercanda, tertawa, dan bertingkah sedikit badung, tentu selama tidak sampai kelewatan.

Bedanya? Para remaja berpeci dan berkerudung ini justru lebih tangguh, karena mereka belajar lebih ikhlas dengan hidup, termasuk perkara pacar impian yang belum tentu jodoh sesuai restu Tuhan...

Sumber:

http://www.cahayacintapesantren.com/

https://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya_Cinta_Pesantren

http://beritasore.com/2008/05/28/unesa-miliki-profesor-pesantren/

https://ikhwanalim.wordpress.com/2016/09/19/pesantren-modern-dan-cahaya-cinta-pesantren/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun