Mohon tunggu...
Zakki Wakif
Zakki Wakif Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kata Siapa Santri Selalu Serius dan Enggak Gaul?

23 Desember 2016   10:06 Diperbarui: 23 Desember 2016   10:52 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tapiii, enggak semua keinginan wajar berarti harus dituruti, kan? Makanya, pacaran di lingkungan pesantren itu dilarang, karena mendekati zina. Apalagi, belum tentu laki-laki atau perempuan yang kamu suka ternyata memang jodohmu di kemudian hari. Ingat, semua adalah kehendak Allah Swt. Yang penting tetap saling mendoakan yang terbaik bagi masing-masing.

  • Belajar untuk lebih ikhlas.

Membahas mengenai kehendak Allah Swt. tidak bisa lepas dari belajar untuk lebih ikhlas. Seperti ucapan ayah Shila sebelum mengirimnya ke pesantren:

“Kalau kita mencintai segala sesuatu karena Allah, maka kita tidak akan pernah kenal yang namanya kecewa atau sakit hati.”

Wah, mantap benar bukan, nasihatnya? Sebagai manusia yang kerap lupa, ada baiknya kita pun ikut berpegang teguh pada-Nya.

Tidak hanya soal gagal masuk sekolah incaran, soal jodoh yang kita inginkan pun begitu. Terlalu berpegang teguh pada cinta sesama manusia memang hanya akan membuat kecewa. Toh, kita sama-sama mahluk fana. Tidak abadi.

Jadi, bagaimana? Sudah mantapkah kamu untuk masuk pesantren mulai tahun ajaran baru? Bila belum, tonton dulu yuk, film “Cahaya Cinta Pesantren”. Nikmati suka dan duka Shila dan kedua sahabatnya dalam meraih cita-cita, mencari cinta, dan berharap akan rida-Nya. Mereka juga remaja yang senang bercanda hingga curhat-curhatan. Enggak serius melulu.

Sumber:

Cahaya Cinta Pesantren 

Cahaya Cinta Pesantren Wikipedia

Facebook CCPT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun