Halo pecinta fotografi Kompasiana, hari ini saya akan membahas beberapa tips dan teknik dalam melakukan pemotretan City Light. Genre ini memang sangat populer khususnya buat mereka yang baru belajar fotografi.
Bukan saja menyenangkan karena bisa berkegiatan di malam hari. Hasil fotonya pun bisa membuat anda tampak seperti professional yang tahu banyak tentang teknik fotografi. hehehe.
Genre City Light seperti juga namanya, adalah foto yang diambil pada malam hari untuk menunjukan denyut kehidupan sebuah tempat biasanya perkotaan atau pemukiman. Jadinya genre ini memang agak berbeda dengan genre fotografi alam yang diambil pada malam hari, seperti foto-foto Star Trail.
Kabar baik untuk kalian yang sedang asyik menggeluti genre ini, kamera digital saat ini baik Mirrorless, DSLR atau kamera hp sudah punya teknologi sensor yang baik. Sehingga detail pada malam hari yang kalian dapatkan jauh lebih baik dibandingkan dengan kamera digital yang dulu.
Terus bagaimana dengan kamera hp atau pocket (kamera saku)? Untuk kamera hp sampai saat ini setahu saya belum ada fitur manual yang memungkinkan eksposur lama (lebih dari satu detik). Sedangkan untuk kamera pocket tergantung (harganya???).
Ada beberapa kamera pocket yang punya mode manual. Tapi sayangnya harga untuk kamera saku yang punya fitur manual biasanya lebih tinggi dari yang tidak mempunyai pengaturan manual.
Terus bagaimana dengan persiapan, tips sampai teknik memotretnya? Kalau itu jangan khawatir. Dari jaman film sampai digital sekarang ini teknik pemotretan pun masih sama. Begitu juga dengan persiapannya.
Kalau begitu mari kita mulai dari persiapannya.
Scouting/survey Tempat
Beberapa tempat yang paling gampang di akses adalah kamar hotel. Cuma kami tidak merekomendasikan yang tidak-tidak yah. Hanya saja kamar hotel yang paling gampang, meskipun ada beberapa masalah kalau memotret dari dalam kamar hotel.
Yaitu pantulan dari kaca yang bisa mengganggu foto kamu. Tentu saja kamu bisa menghilangkannya di Photoshop, tapi menghilangkan pantulan itu butuh waktu berjam-jam editing. Alternatif lainnya bisa menggunakan filter CPL (polarize).
Tapi menggunakan filter terkadang membuat eksposur lebih lama dan menghilangkan detail di beberapa bagian. Yang kedua adalah terkadang jendela kamar hotel itu lumayan kotor. Jadi bakalan menggangu hasil foto kamu.
Tempat tinggi terbaik dari sebuah gedung untuk melakukan pemotretan adalah rooftop (atap, terjemahan Indonesianya). Sayangnya tidak semua rooftop bisa diakses. Tapi jangan takut ada beberapa tips terbaik untuk kamu “agar bisa memotret di rooftop”.
Nah selain rooftop gedung ada juga tempat lainnya yang oke sebagai spot melakukan pemotretan city light. Contohnya sebuah bukit yang menghadap ke kota atau ketika kamu cuma kepengen memotret jalan cahaya yang dihasilkan motor dan mobil dari Long eksposur (ada terjemahannya di atas), kamu cukup memotret dari jembatan saja.
Bahkan taman atau bangunan dengan penataan lampu yang keren pun bisa jadi objek yang menarik untuk di potret di malam hari. Kamu hanya perlu bikin konsep yang ciamik. Tapi ingat! sebuah tempat bukan saja untuk difoto, tapi “dikaryakan” sesuai dengan konsep foto kamu.
Tapi tanpa survey atau mencari tempat-tempat terlebih dahulu, kadang kala ide apalagi konsep tidak selalu datang ketika kamu memotret, makanya dengan mencari tempat jadikan mereka sebagai patokan kamu bisa bikin konsep foto City Light kamu makin greget.
Datang Lebih Awal
Orang yang tadinya hanya datang untuk menikmati pemandangan atau suasana sekarang ini, banyak juga yang ikut-ikutan memotret. Untuk itu lebih baik pergi lebih awal kalau anda sudah mendapatkan spot untuk memotret
Membawa Tripod
Banyak alternatif pilihan tentunya, tapi tergantung tempat. Kamu bisa mendudukan kamera kamu di bangku, mobil, meja, kursi, motor, bahu pacar atau bahkan bahu mantan. Tapi semua alternatif ini tergantung tempat juga psikis mantan dan pacar (apakah dia rela berkorban/atau pengen jadian lagi...).
Alternatif yang lebih baik adalah membawa tali, jadi kamu tinggal mencari tiang dan mengikatkan kamera kamu. Kalau nggak takut kameranya jatuh itu juga.
Alternatif yang paling baik adalah meminjam tripod. Karena dengan adanya tripod kamu lebih leluasa untuk berganti angle dan tempat sesuai keinginan kamu tanpa harus mencari penopang kamera alternatif lainnya, yang seringkali posisinya bikin kurang enak sebagai angle foto.
Alasan lainnya adalah bahu pacar dan mantan tidak stabil kalau dibandingkan tripod yang menopang (kamera) kamu.
Mengajak Teman Sebelum Hunting
Keuntungan yang kedua adalah dengan mengajak teman sebelum hunting foto adalah supaya kamu tidak ke’eung alias takut harus berada di tempat gelap sendirian.
Lalu bagaimana dengan pacar atau mantan apa boleh diajak juga? Ya tentu saja silahkan! Cuma biasanya menimbulkan ‘bisik-bisik sahabat’ di antara yang ngceng kamu, juga terkadang mengaggu stabilitas hunting foto. Apalagi kalau pacar kamu bukan penikmat fotografi. Apalagi kalau mantannya nggak mau diajak balikan....ah sudahlah.
Dan keuntungan yang ketiga adalah akses transportasi yang tidak kamu miliki. Kamu mungkin tidak punya motor, kamu mungkin tidak punya mobil. Tapi kamu bisa memanfaatkan kawan pemotret lain yang punya semua itu!
Bukannya nggak mau modal yah... tapi kalau nggak ada modal mau gimana lagi hehe. Guna kesenangan bersama dan kemudahan pergerakan belajar fotografi bersama. Maka untuk itu ajaklah teman pemotret yang lain.
Dan ini membawa kita ke bagian teknik memotret di malam hari.
Tek1. Teknik Persuasi untuk Membuka Akses Motret di Rofftop
Sebelum saya memulai membahas teknik non fotografi ini (teknik negosiasi sebetulnya), saya ingatkan bahwa saya menentang korupsi dan menentang dengan keras kegiatan yang berbau sejenis termasuk memberi uang pelicin, sogokan dan lain-lain.
Jadi teknik ini adalah trik persuasi bicara ketika menghubungi satpam atau personel keamanan gedung terkait saat akan melakukan pemotretan. Ini adalah sebuah teknik yang cukup sederhana. Cukup samabangin satpam tersebut dan mulai negosiasi, “permisi pak saya mau motret di rooftop/ atap?”
Kalau dijawab dengan tidak atau “aduh nggak bisa de.” jangan takut. Ini masih dalam tahap formalitas. Karena kamu sebenarnya masih dalam negosiasi. Jadi jangan menyerah dulu!!!
Untuk melancarkan negosiasi nggak perlu ngaler-ngidul, langsung tembak saja. To the Point!!!! “masa pak enggak bisa nego? Saya mau motret pak, bukan niat jelek loh pak. Nggak bakal lama kok pak, paling lama juga Cuma 1 jam.” jawab kira-kira seperti ini.
Biasanya Cuma ada 2 Jawaban dalam tahap ini.
1. ”Kalau mau paling ijin dulu sama manajer.” Ini antara menolak dengan halus atau memang menyuruh bertemu manajer dulu.
2. ”Yah boleh lah de, asal jangan lama-lama.” Kalau jawaban seperti ini, berarti aman.
Nah kalau pak satpam sudah ok,mengijinkan kamu motret. Ini artinya tinggal bagian kamu memberikan amal kepada beliau. Bisa Rp 50.000 atau sebungkus rokok. Mereknya lebih baik tergantung satpam, agar lebih leluasa.
Perlu diiingat kalau ini bukan sogokan yah! Tapi bentuk terima kasih berupa infaq, shadaqah, amal jariah, sedekah, derma (apapun sebutannya). Ini tentang mengekspresikan rasa terima kasih kalian dan ekspresi kita tentang kepedulian kalian ke sesama.
Karena seringnya gaji satpam itu pas-pasan banget untuk menghidupi keluarga, jadi dalam hal ini bisa dibernarkan memberikan sesuatu (yang menghibur atau bermanfaat) kepada beliau dan itu bukan sogokan apalagi korupsi.
Alternatif lainnya adalah, coba cari teman kuliah atau tetangga yang kebetulan bekerja di gedung terkait, biasanya keadaan yang ini memberikan akses paling mudah.
Tek 2. Setting Kamera untuk Memotret Malam.
Sekarang kita masuk pada hal teknis. Jadi kuatkan hati, pikiran dan jiwa untuk kamu yang belum terlalu mengenal istilah fotografi.
ISO 100! Kamera digital atau hp, memiliki performa perekaman terbaik di di ISO paling rendah. Jadi set kamera kalian ada ISO paling rendah yang tersedia, InsyaAllah detailnya tidak mengecewakan.
AWB (Auto White Balance)! Setting modus white balance kamera pada AWB. Kenapa? Karena jika kamu kebetulan memotret berbagai macam pencahayaan dan jenis lampu atau perpaduan antara pencahayaan lampu dan cahaya sore hari, AWB kamera merupakan setting terbaik agar hasil tampak natural (seperti yang dilihat oleh mata)
RAW! jika kamu memotret menggunakan DSLR atau Mirrorless set pengaturan ke mode RAW untuk jenis file foto yang bakal direkam kamera. Sedangkan untuk kamera hp atau pocket set mode perekaman gambar ke JPEG terbesar yang tersedia. Ini memudahkan jika kamu nanti memutuskan untuk mengolah foto kamu.
Gunakan Timer! Ini jika kamu tidak punya remote kamera. Fungsinya adalah untuk menghindari foto goyang. Karena ketika kamu memencet tombol shutter release (yang bikin kamera bunyi ceklek itu lho..) biasanya kamera ikut bergoyang sedikit, walaupun sudah dipasang pada tripod. Jadi gunakan timer!
Sungai Cahaya. Untuk komposisi gambar gunakan imajinasi kamu. Lihat Tiap jalan yang dilalui kendaraan bermotor sebagai sungai cahaya. Beberapa tempat yang punya penataan lampu yang keren biasanya lebih indah di malam hari.

Selamat memburu cahaya malam kawan!
Salam Pemotret!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI