Mohon tunggu...
Zakiyatun Nufus
Zakiyatun Nufus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa kunang-kunang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Emang Inner Child itu Apa? Kenapa Istilahnya Inner Child?

23 Januari 2023   10:43 Diperbarui: 23 Januari 2023   11:04 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini istilah Inner child menjadi topik populer yang sering di bahas oleh banyak orang, terutama di media sosial. Orang-orang mengatakan seringkali mengaitkan setiap tindakan yang dirinya lakukan akibat dari Inner child yang terluka. Bahkan saat merasa kesepian pun mereka beranggapan bahwa itu adalah akibat dari Inner child. Namun, apa sih sebenarnya makna dari Inner child tersebut?

Apa itu inner child?

Inner child merupakan bagian dari diri kita yang disebabkan dari suatu peristiwa saat masih kecil yang kemudian berdampak pada saat kita dewasa, dengan kata lain Inner child merupakan bagian dari ego anak, bagaimana ia memperoleh pengalaman di masa kecilnya.

Inner child merupakan inti dari kepribadian seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil, dan hal tersebut dapat mempengaruhi pola pikir dan perilakunya. Seorang anak yang Inner child-nya terluka cenderung menampakkan masalah dengan perilaku yang mudah marah, sering berteriak, dan lebih membatasi dalam hubungan sosialnya.

Kurangnya pemahaman dan kesadaran orang tua akan kesehatan mental anak juga dapat memberikan dampak negatif saat anak berusia remaja. Jika seorang anak saat kecil banyak mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan, maka kemungkinan besar akan menimbulkan trauma pada anak tersebut. 

Traumatik tersebut pun akhirnya menimbulkan luka batin yang membekas, sehingga membuat anak menjadi takut, enggan, dan cenderung membatasi diri dari lingkungan sosialnya. Traumatik inilah yang membentuk Inner child.

Bagaimana gejala awal dari Inner child?

Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya Inner child, adalah terjadinya peristiwa negatif yang dialami oleh individu pada saat masih kecil, peristiwa tersebut dapat berupa bullying, kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya apresiasi terhadap anak, dan juga pola asuh keluarga yang disfungsional.

Gejala awal dari Inner child umumnya dapat dicirikan dengan adanya rasa sedih, marah, takut, dan rasa tidak nyaman dalam diri seseorang, kondisi ini disebabkan karena adanya perasaan trauma yang terus menerus disimpan. 

Apabila hal ini terus berlanjut, seringkali akan ada sikap yang menonjol pada diri seseorang seperti sakit dalam jiwanya jika orang tersebut mengalami atau berada pada situasi yang sama, orang seperti ini kemungkinan besar akan sering menyalahkan dirinya sendiri walaupun bukan ia yang bersalah dan akan sulit merasa percaya pada orang lain bahkan kepada keluarganya sendiri, juga memiliki rasa khawatir yang berlebihan.

Seseorang yang memiliki Inner child negatif seringkali merasa insecure, haus akan kasih sayang, dan merasa dirinya tidak berharga. Hal tersebut akan terus tersimpan dalam diri seseorang yang akan  berpengaruh juga ke dalam hubungan pertemanan, pernikahan dan juga hubungan pekerjaan.

Bagaimana cara berdamai dengan Inner child?

Untuk berdamai dengan Inner child yang dialami oleh seseorang bisa dengan menyembuhkan dan memaafkan. Hal itu tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi  dengan kita mau mencoba memahami, mengenali dan mengadapi Inner child itu sendiri maka cara tersebut tentu akan membantu untuk kita lebih berkembang dan lebih mengeksplor diri menjadi  lebih baik. 

Pada dasarnya hal yang paling penting adalah jika kita menyadari bahwa adanya masalah dalam diri kita sehingga hal tersebut bisa menjadi langkah awal untuk melakukan self-healing yang tepat.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yang bisa kita lakukan untuk berdamai dengan Inner child :

1. Mulailah untuk berdamai dengan diri sendiri.

2. Mencoba untuk memaafkan kesalahan yang terjadi di masa lalu, dan fokuskan diri untuk bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan di masa sekarang.

3. Lindungi dan rangkul Inner child kita

 Perlu disadari Inner child yang terluka jika hanya dibiarkan saja akan terus bersembunyi dan menetap dalam diri seseorang. Hal tersebut tentu akan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang ketika ia remaja apalagi ketika menjadi orang tua. Oleh sebab itu, cobalah untuk berdamai dan menyatu dengan inner child kita untuk hidup yang jauh lebih baik lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun