Mohon tunggu...
Zakiyah Latifah Buja
Zakiyah Latifah Buja Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 21104080053

Konten favorit : wisata dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Trip

Makam Syekh Maulana Syamsuddin: Paket Lengkap Wisata Religi Sekaligus Menikmati Keindahan Pantai

18 Mei 2024   09:58 Diperbarui: 18 Mei 2024   10:03 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Letak makam syekh Maulana Syamsuddin

Salah satu destinasi wisata religi di Pemalang yang dapat dikunjungi salah satunya adalah makam syekh maulana syamsuddin, terletak di  bibir pantai Widuri tepatnya di Jl.Yos Sudarso, Pencolotan, Sugihwaras, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Makam ini adalah tempat peristirahatan terakhir dari sosok yang luar biasa bernama  Syekh Maulana Maghribi yang merupakan ulama terkenal dalam sejarah dan perkembangannya di tanah Jawa khususnya di daerah Pemalang. Saat ini banyak peziarah-peziarah yang berdatangan dari Pemalang maupun luar Pemalang , di makam ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti masjid, kamar mandi, dan bilik-bilik untuk bermalam bagi peziarah yang datang dari luar daerah. Dahulu kala makam Syekh Syamsuddin ini merupakan padepokan atau tempat Syekh Syamsuddin untuk mengajarkan agama kepada santri-santrinya.

Keindahan Pantai Widuri yang berada di sebrang makam Syekh Maulana Syamsuddin

Makam Syekh Maulana Syamsuddin ini terletak di bibir Pantai Widuri yang mempunyai panorama sunset dan sunrise yang sangat menakjubkan, hal menarik lainnya yang dimiliki oleh pantai widuri adalah minimnya sampah yang ada disekitar pantai ini dan juga banyak sekali pedagang-pedagang seperti pedagang udang, pedagang ikan yang berada di deretan pantai ini yang dijual dengan harga terjangkau. Karena letaknya yang strategis, pantai Widuri ini dahulunya merupakan jalur utama persinggahan para saudagar mancanegara yang berasal dari Gujarat Arab, Hindia, Pakistan, dan Portugis yang kemudian dalam perkembangannya melahirkan para tokoh-tokoh walisongo yang merupakan tombak penyebaran agama islam di pulau Jawa.

Syekh Maulana Syamsuddin masih keturunan Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani

Sayyid Hasan Syamsuddin bin Awwadh Al-Alawi inilah nama asli beliau dan lahir sekitar tahun 1700 M/1100 H , beliau hidup sezaman dengan Sri Sultan Hamengkubuwono 1, Paku Alam 1, Mbah Nur Kalam Kauman Pemalang, dan Raden Tumenggung Natadiningrat, Syekh Maulana Syamsuddin berasal dari Baghdad (Irak) dan juga masih keturunan Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani yang nasabnya sampai dengan Rasulallah SAW dari Sayyidah Aisyah R.A.

Julukan-Julukan Syekh Maulana Syamsuddin

Ki Jogo Segoro atau sang Penjaga lautan adalah julukan yang dimiliki oleh Syekh Maulana Syamsuddin karena beliau bukan hanya ahli dalam bidang agama tetapi juga ahli dalam bidang ilmu strategi kelautan, julukan lain yang dimiliki oleh Syekh Maulana Syamsuddin adalah "mbah keramat" karena hingga sekarang masyarakat menganggap bahwa makam beliau mempunyai barokah dan karamah seperti makam wali-wali di daerah lainnya.

Wafatnya Syekh Maulana Syamsuddin

Ketika Syekh Maulana Syamsuddin berumur 10 tahun, beliau merantau dari Baghdad ke tanah Jawa dengan tujuan ingin mempelajari dan mendalami ilmu agama kepada Syekh Maulana Maghribi di Tuban, Gresik, Jawa Timur. Setelah 20 tahun berguru kepada Syekh Maulana Maghribi, beliau diutus untuk mengantarkan surat ke Sunan Gunung Jati di Cirebon oleh Syekh Maulana Maghribi dengan berjalan kaki menyusuri pantai utara Jawa. Ternyata perjalanan beliau sudah diikuti oleh segerombolan orang dari arah timur yang bersembunyi di balik semak, orang-orang itu mengira bahwa Syekh Maulana Maghribi merupakan saudagar karena melihat dari penampilan beliau yang wajahnya asing, bersih, rapi, dan membawa sebuah bungkusan. Pada akhirnya orang-orang tersebut menyerang Syekh Maulana Syamsuddin saat sedang beristirahat untuk menunaikan sholat di bawah pohon yang rindang , perampok yang berjumlah 5 orang itu kecewa karena tidak dapat membawa hasil rampokan apapun dan akhirnya pergi meninggalkan jenazah syekh maulana syamsuddin di pinggir pantai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun