Mohon tunggu...
zakiyah zakiyah
zakiyah zakiyah Mohon Tunggu... -

psicology uin maliki 2014 offering F

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Urbanisasi Menyebabkan Indonesia Kehilangan Banyak Petani

26 November 2014   04:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:50 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata bertahan di level 6% dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi sektor pertanian di dalam nengeri. Jumlah petani di Indonesia dapat terus berkurang setiap tahunnya. Itu semua disebabkan pertumbuhan ekonomi yang memperkuat arus urbanisasi dan berdampak pada kemerosotan jumlah tenaga kerja lokal di desa-desa.

Sejauh ini, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terhitung cepat menyebabkan lebih banyak pengusaha membuka lowongan pekerjaan di luar sektor pertanian. Tak hanya itu, para pengusaha juga memperkecil selisih pendapatan antara pekerja di Indonesia dan negara tetangga.

Sebanyak 505 daerah di Ibukota telah menaikkan gaji buruh sebesar 11% tahun lalu. Kondisi tersebut membuat para pekerja merasa nyaman berprofesi di luar sekotr agrikultur.

Hingga saat ini, sektor pertanian berkonstribusi sekitar 15% dari total produk domestik bruto Indonesia. Sementara 35% dari total seluruh penduduk Indonesia bahkan menggantungkan dirinya pada sektor pertanian sebagai sumber pendapatan utamanya.

Para analis dari MGI juga memprediksi jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di kota-kota besar dapat meningkat hingga 71% pada 2030 seiring dengan tingginya minat masyarakat untuk mencari peluang kerja lebih baik dan pendapatan yang lebih tinggi. Saat ini, jumlah penduduk desa yang memilih hijrah ke kota besar tercatat sebanyak 53% dari total populasi di Tanah Air.

Rendahnya tenaga kerja yang berminat menjadi petani juga dapat menyebabkan gangguan di sektor perkebunan kelapa sawit Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun