Mohon tunggu...
Zakiya Ar_Rahma
Zakiya Ar_Rahma Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar sepanjang hayat. This too shall pass.

Mencintai buku dan kehidupan yang dijalani saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

TPST Piyungan Tutup, Begini Solusi Mengurangi Sampah di Kota Wisata

24 Agustus 2023   13:29 Diperbarui: 24 Agustus 2023   13:39 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi TPST Piyungan yang tutup sampai tanggal 5 September. Sumber; detik.com

Bila perlu, untuk lingkup kampus lebih diperketat sanksinya. Karena mahasiswa sering digadang-gadang sebagai agent of change. Untuk itu, jika unit usaha kampus seperti Koperasi Mahasiwa (kopma) masih menggunakan kantong plastik, maka harus diberikan sanksi lebih berat dibanding tempat perbelanjaan lainnya.

2. Setiap Tempat Wisata Harus Mempunyai Bank Sampah

Keberadaan bank sampah di setiap tempat wisata sangat lah penting. Karena wisatawan juga paling banyak memproduksi sampah, khususnya sampah makanan, serta kemasan makanan dan minuman.

Langkah pertama bisa dilakukan dengan pengadaan tong sampah 3R atau tong sampah pilah. Tong sampah 3R bisa dikhususkan untuk 3 jenis sampah. Yaitu sampah botol plastik, sampah kemasan makanan, dan sampah jenis lain.

Keberadaan tong sampah 3R dapat memudahkan pengolahan bank sampah di tempat wisata.  Hanya saja, minimnya kesadaran pengunjung untuk membuang sampah sesuai jenisnya menjadi hambatan. Karena itu, harus ada panduan dan sosialisasi  tong sampah 3R kepada pengunjung sebelum memasuki tempat wisata.

Kewajiban memiliki bank sampah juga harus diterapkan di kampus dan di kos. Hal ini untuk mengurangi volume sampah di TPST di kota wisata. Sehingga, sampah dapat dikelola dengan baik dan tertib.  

3. Melarang Penggunaan Sterofom Sebagai Bungkus Nasi Wisatawan

Biasanya, beberapa rombongan wisatawan  sudah membungkus nasi dari rumah dengan alasan hemat biaya. Namun, mereka tidak memperhatikan jenis bungkus nasi yang digunakan. Misalnya menggunakan sterofom yang merupakan jenis sampah sulit terurai.

Seharusnya para wisatawan memilih bungkus nasi yg mudah didaur ulang. Seperti kotak kardus, besek bambu, atau membawa wadah untuk tempat nasi dan lauk. Jadi tidak akan meninggalkan sampah di tempat wisata.

Pengelola tempat wisata juga harus membuat sanksi tegas bagi wisatawan yang membawa bungkus sterofom. Misalnya harus membawa sampahnya pulang atau mebayar denda.

Alternatif lain untuk mengurangi sampah makanan di tempat wisata adalah membuat promo tiket masuk. Syaratnya dengan memesan menu prasmanan di cafe/resto/food court  yang tersedia. Bisa juga dengan membuat paket hemat (mendapatkan makan dan tiket masuk dengan harga murah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun