Mohon tunggu...
Muzakki
Muzakki Mohon Tunggu... Lainnya - Waskhul Ma'had

Janganlah mati kecuali dalam keadaan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zubdat Al-Naqiyah, Bukti Cinta KH Aqiel Siraj Kepada Nahwu dan Jawa

15 September 2020   09:31 Diperbarui: 15 September 2020   09:34 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto dari khaskempek.com

Kiai Aqiel Siraj merupakan salah satu Kiai Cirebon yang mempunyai keturunan luar biasa, beliau merupakan putra dari Kiai Siraj dan Nyai Fatimah Gedongan, Cirebon. Beliau lahir pada tahun 1920 dan wafat tahun 1991 M.

Tumbuh di lingkungan pesantren membuat Kiai Aqiel memiliki rasa cinta begitu besar terhadap ilmu-ilmu pesantren dan tanah kelahirannya. Cinta tanah air atau nasionalisme sudah diajarkan lama oleh para kiai, dengan cara menamakan pesantrennya dengan tempat di mana pesantren itu berdiri. Seperti Gedongan, Buntet, Babakan, Kempek dan pesantren lainnya.

Rasa cinta yang dimiliki Kiai Aqiel bukan sebatas ucapan belaka, sebab cinta bukan sebatas ungkapan, tapi juga sebuah pembuktian untuk memberikan sesuatu kepada yang dicinta. Itulah yang dilakukan K H Aqiel Siraj dalam bukti cintanya terhadap ilmu nahwu. Kiai Aqiel merupakan salah satu Kiai Cirebon yang piawai dalam masalah ilmu nahwu. Dalam catatan pendidikan, beliau belajar Alfiyyah kepada Kiai Kholil Kasingan Rembang dan Kiai Kholil Bangkalan Madura.

Bekal pengetahuan nahwu dari para guru beliau, Kiai Aqiel membuat kitab "ZUBDATUN NAQIYYAH 'ALA TARJAMATI AJURUMIYAH", sebuah kitab yang mengupas lafadz-lafadz jurmiyah dengan bahasa Jawa, dengan menggunakan huruf pegon-Jawa.

Dalam pembukaan kitab tersebut, Kiai Aqiel mengatakan bahwa Jurmiyah adalah kitab yang kecil namun besar sekali manfaatnya, sehingga selalu dikaji di setiap pesantren. Oleh karena itu, beliau ikut mengabdikan diri pada jurmiyah sebagai rasa cintanya dengan membuat tarjamah jurmiyah berbahasa Jawa, dengan nama "ZUBDATUN NAQIYYAH 'ALA TARJAMATI AJURUMIYYAH".

Penulisan kitab yang menggunakan pegon-Jawa, sebagai bukti cintanya Kiai Aqiel terhadap bahasa Jawa. Pernyataan ini bukan berarti, Kiai Indonesia yang menuliskan kitab dengan bahasa Arab, tidak cinta Indonesia. Seperti yang dikatakan Islah Gusmian; Kiai Nusantara dalam perkembangannya selalu menuliskan karya dengan bahasa Daerah.

Penulisan kitab dengan menggunakan bahasa daerah bertujuan untuk memudahkan masyarakat sekitar. Kiai Shaleh Darat pun berbicara demikian dalam pembukaan "FAIDL AL-RAHMAN FI TAFSIRI TARJAMATI KALAMI MALIKI AL-DAYYAN", bahwa banyak ulama yang mengarang kitab dengan menggunakan bahasa Arab dan orang awam susah untuk memahaminya, sehingga dibuatlah "FAIDL AL-RAHMAN FI TAFSIRI TARJAMATI KALAMI MALIKI AL-DAYYAN".

Dalam "AL-WAJIZ FI ILMI AL-QUR'AN AL-AZIZ", Kiai Shaleh darat juga berkata bahwa tidak harus menuliskan kitab dengan bahasa Arab. Hal itu senada dengan apa yang diungkapkan Kiai Aqiel dalam "ZUBDATUN NAQIYYAH 'ALA TARJAMATI AJURUMIYYAH". "Isun gawe terjemah Jurmiyah kelawan basa Jawa supados gampilaken murid-murid ingkang belajar Jurmiyah". (Saya membuat terjemah Jurmiyah dengan bahasa Jawa agar memudahkan para santri yang mempelajarinya.

Begitulah pengabdian Kiai Aqiel terhadap ilmu atas dasar cinta. Beliau akan selalu memberikan sebuah kemudahan agar para santri bisa memahami kitab kuning. Tidak sedikit kesaksian dari para santri, melihat kiai Aqiel begitu telaten mengajar santri, menulis menggunakan kapur di papan tulis demi memberikan pemahaman kepada para santri, sampai akhirnya beliau mengidap penyakit asma.

Bukan hanya ZUBDATUN NAQIYYAH yang beliau tulis, belia juga menuliskan kitab tasrifan, yang kemudian dikenal dengan tasrifan KEMPEK. Sebagai catatan, di pesantren Kempek ada dua kitab tasrifan, yaitu tasrifan yang ditulis Kiai Harun Abdul Jalil pendiri pesantren Kempek dan tasrifan yang ditulis Kiai Aqiel, santri sekaligus menantu dari Kiai Abdul Jalil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun