Mohon tunggu...
Zakira Nisrina
Zakira Nisrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Universitas Islam Riau

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sejarah dan Koleksi Museum Sang Nila Utama

30 Desember 2024   16:35 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:31 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum Sang Nila utama merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya yang terletak di kota Pekanbaru, Riau. Museum ini didedikasikan untuk menganang sejarah dan kebudayaan Melayu, khususnya di wilayah Riau dan sekitarnya. Museum ini mengumpulkan dan menyimpan warisan-warisan yang berhubungan dengan budaya Melayu Riau seperti pakaian adat pernikahan, permainan tradisional, alat musik, artefak dan lainnya. Lokasinya berada di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru dan berada dalam satu kompleks kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Riau. Dengan koleksi yang beragam dan fasilitas yang memadai, museum ini menjadi tempat yang ideal untuk mempelajari sejarah dan budaya.

Pada tanggal 14 Desember 2024, saya berkesempatan mengunjungi Museum Sang Nila Utama. Pengalaman ini menjadi salah satu momen yang paling berkesan dalam hidup saya, karena sebelumnya saya belum pernah pergi mengunjungi museum.Museum yang didirikan pada tahun 1982 ini menyimpan banyak sekali peninggalan sejarah dan budaya melayu. Museum Sang Nila Utama bukan hanya tampat penyimpanan artefak sejarah, tetapi juga menjadi pusat pendidikan dan penelitian. Melalui museum ini kita dapat memahami sejarah dan budaya melyu secara lebih mendalam. Pengalaman mengunjungi museum ini di harapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kebanggan terhadap warisan budaya bangsa.

 Saya merasa sangat bersemangat untuk menjelajahi museum ini dan mempelajari lebih lanjut tentang warisan budaya melayu. Museum sang Nila Utama merupakan salah satu museum tertua di Sumatera. Museum ini memiliki koleksi lebih dari 5000 benda. Saya ingin mengetahui lebih lanjut tentang sejarah dan budaya melayu melalui koleksi-koleksi ini. Selain ingin mengetahui dan mempelajari budaya melayu, tujuan saya mengunjungi museum ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen saya. Berupa vlog tentang wisata budaya yang ada di Riau. Nah pada esai kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya selama proses pembuatan vidio ini.

Perjalanan menuju museum ini sekitar 10 menit dari rumah saya. Saat sampai di museum ini saya langsung melihat bentuk museum yang sangat identik dengan bangunan khas melayu, Museum berbentuk panggung dengan ornamen khas Melayu terlihat jelas bagaimana kehidupan dari masyarakat Melayu baik di pesisir atau daratan.Warna kuning yang khas bikin bangunan terlihat terang. Di bagian luar terlihat ada pompa minyak bumi dan menggambarkan tentang pengeboran minyak sebagai salah satu sumber daya alam terbesar di Bumi Lancang Kuning.

Di sisi kirinya, terlihat ada replika Lancang Kuning. Lancang Kuning merupakan kapal induk perang di jaman kesultanan dengan warna kuning keemasan. Saat memasuki museum saya langsung menuju meja lobby untuk membayar tiket lalu di persilahkan untuk masuk. Museum ini terdiri dari 2 lantai, yaitu lantai 2 adalah lantai utamanya. Setiap lantai memuat koleksi yang berbeda. Lantai satu terdapat koleksi berupa pajangan sumber daya alam Riau yang terkenal. Sedangkan lantai 2 museum merupakan ruang pamer yang berisi sejarah Riau.

Nah saat baru memasuki museum ini kita dapat melihat berbagai macam koleksi yang mengagumkan, pemandangan paling mencolok di halaman depan museum adalah miniatur alat pengeboran minyak yang merupakan sumbangan dari chevron, perusahaan minyak, serta prasasti yang di temukan di Riau. Prasasti yang terpajang seperti prasasti pasir panjang yang berisi pemujaan terhadap shidarta gautama.selain itu juha terdapat hewan endemik dari Riau, yaitu Harimau Sumatera, Beruang Madu dan lainnya.

Nah pada pojok kanan museum terdapat foto-foto rumah adat melayu yang saat ini sudah sangat sulit ditemukan, foto-foto para pejuang, tokoh budayawan Riau, dan 10 foto Guburner Riau dari tahun 1953-2013. Juga terdapat beberapa miniatur seperti Miniatur Istana Siak, Candi Muara Takus, Miniatur Pulau Penyengat,   dan lainnya. Serta koleksi lain berupa guci guci dari cina yang di temukan di bawah laut dengan kurun waktu sekitar abad ke-15 Masehi. Ada juga benda-benda kerjaan melayu yang pernah jaya di Riau, seperti kait kelambu dari perak, caping berbentuk hati, serta sepeda ontel. Pada lantai dua ini juga terdapat benda-benda peninggalan belanda, seperti tustell, senjata api, teropong, hingga telephone engkol. Dan masih banyak koleksi lainnya, seperti pakaian pengantin , replika pelaminan dan kamar tidur pengantin, alat rumah tangga yang di gunakan pada zaman dulu, alat musik, replika perahu khas riau, replika rumah adat yang terrbuat dari kayu, dan masih banyak lagi.

Selain pameran benda-benda sejarah, saya juga menemukan banyak informasi tentang kehidupan sosial dan budaya masyarakat Melayu pada masa lalu. Ada ruang khusus yang menampilkan seni dan kerajinan tangan, seperti batik dan tenun, yang memang terkenal di wilayah Melayu. Pakaian adat dan perhiasan yang dipajang di museum menunjukkan betapa tingginya nilai seni dan simbolisme dalam budaya Melayu. Saya bahkan sempat terpesona dengan keindahan motif batik dan tenun yang sangat rumit, setiap motif memiliki makna filosofis tersendiri.

Saya menjelajahi seluruh museum dan tak lupa sembari merekam apa saja yang saya lihat. Saat melihat benda-benda tersebut saya selalu membaca sejarah atau penjelasan dari benda tersebut untuk menambah wawasan saya serta saya bisa memberikan Penjelasan untuk vidio saya . Saat mengunjungi museum tersebut, di dalam museum banyak sekali pengunjung yaitu anak-anak sekolah. Karena museum bermanfaat sebagai penyedia objek pendidikan dan ilmu pengetahuan yang nyata, sehingga meingkatkan minat siswa untuk belajar lebih banyak tentang sejarah. Selain itu, saya juga melakukan riset tentang sejarah dari museum sang nila utama ini

Latar belakang berdirinya Museum Sang Nila Utama sebagai salah satu usaha pemerintah pusat dalam bidang kebudayaan. Tujuannya supaya setiap provinsi memiliki museum negri. Selain itu, wilayah Riau memiliki benda-benda bukti materil yang merupkan hasil sejarah manusia serta alam yang perlu di lestarikan. Maka pada tahun 1975, sejalan dengan perubahan instansi perwakilan dapertemen pendidikan dan kebudayaan provinsi Riau. Upaya perintisan mendirikan museum di wilayah ini mulai di lakukan, antara lain dengan mebentuk bidang permuseuman sejarah dan kepurbakalaan. Pembangunan gedung di lakukan sekitar tahun 1979/1980 dan di tetapkan pada 9 januari 1991.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun