Mohon tunggu...
Zaki Nabiha
Zaki Nabiha Mohon Tunggu... Administrasi - Suka membaca

Karena suka membaca, kadang-kadang lupa menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menang Tanpa Perang, Maumu Apa?

25 Mei 2020   12:21 Diperbarui: 25 Mei 2020   12:20 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sontak, kecaman dari berbagai kalangan datang. Bahkan ia menjadi buron, dan mendekam di lembaga pemasyarakatan. Namun, apa alasan  ia melakukan hal demikian?. Jawaban Ferdian seperti banyak dimuat beberapa media adalah hanya karena urusan hiburan semata. Duh!.

Publik pun kemudian membanding-bandingkan apa yang dilakukan Ferdian dengan Baim Wong, artis sinetron dan bintang iklan. Seperti diketahui, dalam setiap unggahan video di kanal youtube-nya, Baim Wong sering membagi-bagikan uang dalam jumlah yang tidak sedikit. 

Baim Wong yang memiliki followers  11 juta di akun Instagramnya dan di kanal youtubenya tercatat 10,3 juta subscribers bahkan mendonasikan Rp 15 miliar untuk keperluan pencegahan pandemi Covid-19.

Lalu, apa motivasi Baim Wong membagi-bagikan uang itu?. Jawabannya bisa diikuti pada salah satu postinganya, "Uang itu jangan dikumpulin. Lebih baik diputarkan lagi ke jalan ibadah. Nabung untuk akhirat yu. Mumpung masih ada waktu," ajak Baim Wong di caption postingan IG-nya, Senin (11/5/2020).

Apa yang dilakukan Baim Wong terselip unsur transedensi. Terlepas apakah itu hanya kepentingan konten atau prilakau keseharian yang sungguh-sungguh terjadi. Karena bagi sebagian orang, yang dilakukan Baim Wong itu tidak masuk akal, irasional. 

Tapi jika semua urusan cara dan bentuk beribadah seseorang dipaksa diterima akal, sebagai produk rasio, maka sama dengan melakukan reduksi atas kemanusiaan  tidak mengimani kemahakuasaan Tuhan, begitu Kuntowijaya bilang. Contradicto in terminis.

Di akhir tulisan ini, saya tidak ingin menjadi juri atas dua youtuber tadi. Tapi sekedar kembali menyegarkan pandangan kritis Kuntowijoyo tentang relasi transedensi dan modernisasi teknologi dalam salah satu essai-nya, kita perlu humanisasi, memanusiakan kembali manusia, karena peradaban modern cenderung merendahkan derajat manusia melalui berbagai jalan, diantaranya ialah teknologi. 

Sebuah karya seni atau konten kreatif yang melukiskan kedamaian akan mengangkat kembali manusia yang tidak pernah berdamai dengan lingkungn sekitar karena teknologi.

Jadi, Berdamai atau melawan melalui perang, silahkan saudara tentukan. Terserah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun