Awal Oktober. Lima tahun silam. Di salah satu ruang rapat Balaikota Jakarta. Tempat berkantornya Gubernur, Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahya Purnama. Salah satu putra terbaik Bone, Andi Amran Sulaiman (AAS) mampu meyakinkan Joko Widodo, Presiden terpilih yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Tidak sampai satu jam, AAS menyampaikan tawaran solusi pembangunan pertanian selama lima tahun ke depan. Dilatarbelakangi sebagai pengusaha, apa yang disampaikan AAS saat itu langsung kepada hal-hal teknis dan taktis. Dan ndilalahnya, Jokowi memliki frekuensi yang sama. "Ok Pak Amran. Ini sudah clear and clean", respon Jokowi setelah AAS mengakhiri presentasi.
Sejak itulah, saya bisa memastikan AAS adalah salah satu orang yang akan dijadikan menteri. Pembantu presiden yang akan mengurusi urusan pertanian.Â
Keseriusan AAS merumuskan road map pembangunan pertanian all out. Kurang lebih tiga bulan, sejak Jokowi-JK dinyatakan sebagai pemenang Pilrpres 2014, AAS yang dikenal sebagai pendiri Sahabat Rakyat Indonesia (SRI), relawan yang berpengaruh dan berperan penting bagi kemenangan Jokowi-JK di Indonesia bagian timur, pasca Pilpres juga aktif di Rumah Transisi, di bawah Anis Baswedan yang saat itu sebagai Juru Bicara sekaligus Deputi Kesra di Rumah Transisi. Dan bidang pertanian berada di dalamnya.
Sebagai orang dengan tipe perfeksionis. AAS ingin memformulasikan peta jalan pembangunan pertanian  yang komperhensif dari berbagai bidang. Maka diundanglah sejumlah pakar pembangunan desa, ekonomi-sosial, ahli pertanian khususnya perbenihan, aktivis LSM yang bergiat dalam isu-isu agraria,
Pola kerja AAS yang tertarget sesuai dengan timeline mulai mencuri perhatian para penghuni Rumah Transisi. Ketika ia dan timnya sudah menyelesaikan road map, disaat bersamaan beberapa bidang justru baru memulai.Â
Saya ingat, sebelum ia menghadap Jokowi di Balaikota, di lantai tiga Wisma Anugerah, AAS lebih dahulu menyampaikan road map tersebut di hadapan Anis Baswedan. "Ok, menarik Pak Amran. Nanti tolong diskusikan lebih lanjut dengan Bu Rini". Rini yang dimaksud adalah Rini.
Sehingga kemudian, diantara pelantikan 34 menteri Kabinet Kerja I, AAS adalah salah satunya. Sejak saat itu, AAS tancap gas. Melanjutkan pembangunan pertanian dengan cara dan gayanya yang khas. Selama lima tahun dibawah kepemimpinannya, kinerja Kementerian Pertanian bisa dikatakan berhasil. Ini bisa dikonfirmasi dari 18 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS).
IKSS yang dimaksud adalah; Â
(1) PDB pertanian sempit per jumlah tenaga kerja pertanian mencapai Rp 30,37 juta dari target Rp 26,90 juta;
(2) Indeks Ketahanan Pangan ( The Global Food Security Index ) mencapai Ranking 65 dari target Ranking 69;
(3) Pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian nasional mencapai 261,15% dari target 8,97%;
(4) Penurunan volume impor untuk produk pertanian nasional mencapai 6,13% dari target 5,02%;
(5) Rasio komoditas ekspor pertanian yang ditolak negara tujuan terhadap total komoditas ekspor pertanian mencapai 0,01% dari target 0,1%;
(6) Rata-rata peningkatan produksi pangan strategis nasional mencapai 12,18% dari target 5,9%;
(7) Jumlah kasus pangan segar nasional yang membahayakan kesehatan manusia mencapai 0 kasus dari target 11 kasus;
(8) Rasio kasus komoditas pertanian impor diselesaikan terhadap total kasus komoditas pertanian impor mencapai 47,37% dari target 40%;
(9) Koefisien variasi harga komoditas pertanian strategis nasional mencapai 4,5 CV dari target 10-30 CV;
(10) Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (5 tahun terakhir)
Sumber: Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2018
Dalam hal pelaporan keuangan, Kementan di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman secara berturut-turut dalam tiga tahun terakhir, yakni sejak 2016 hingga 2018 mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Dan belum lama ini, pada konferensi internasional yang digelar di IPB Convention Center, Bogor, Senin 14 Oktober 2019, Perhimpunan Teknik Pertanian (Perteta) memberikan penghargaan Perteta AAS sebagai penggerak pertanian modern berbasis mekanisasi.