Mohon tunggu...
Zaki Mubarak
Zaki Mubarak Mohon Tunggu... Dosen -

Saya adalah Pemerhati Pendidikan tinggal di Tasikmalaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perkembangan Spektakuler Pendidikan Ekonomi Syariah

1 Juni 2017   13:00 Diperbarui: 1 Juni 2017   13:26 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.pinterest.com

Ketigadimensi integrasi dunia akhirat. Bagi masyarakat muslim, urusan hidup bukan hanya urusan duniawi saja namun urusan ukhrowi. Mereka menyakini bahwa kualitas hidup di dunia yang pendek akan menentukan kualitas hidup di akhirat yang abadi. Jadi ketika hidup di dunia membutuhkan disiplin ilmu dan praktik ekonomi untuk memajukan hidupnya, maka keduanya harus dipastikan linier dengan kehidupan akhirat. Prodi ES hadir sebagai solusi. ES berdiri di dua kaki itu (Baca: duniawi dan ukhrowi)

ES adalah integrasi keilmuan dua sisi dalam bidang ekonomi. Satu ilmu adalah ilmu tentang keislaman, di sisi lain ilmu tentang praktik keilmuan ekonomi konvensional. Walaupun pada perkembangannya ada adopsi sana-sini tentang ekonomi (dan khususnya praktik perbankan), tetapi bingkai yang ada adalah dominan syariahnya. Kata yang paling dapat mewakili integrasi ini adalah “ekonomi berkah”. Walaupun pada praktiknya ekonomi konvensional dikembangkan secara terstruktur dalam disiplin ES, namun keberkahan (baca: ilmu keislaman wabil khusus mu’amalah) dapat menjadi dominan dan memastikan ke”halal”annya.

Inilah yang menjadi kehebatan dari ES sebagai prodi. Ketika ES di hadapkan dengan Ekonomi Konvensional (EK) yang sejak dulu diminati oleh masyarakat kita, maka dengan sentimen “keislaman”, “kesyariatan”, keanti-ribaan” dan tentu saja “keberkahan” menjadi senjata mematikan bagi kalangan muslim untuk setia memilihnya. Bagi saya ini adalah senjata paling hebat dalam pertempuran antara ES dan EK. Seandainya promosi masif atas keberkahan ini terus didengungkan, maka akan ada migrasi besar-besaran masyarakat dari EK ke ES. Insya Allah.

Keempatdimensi pertempuran kapitalisme dan Islam. Secara umum, ketika kapitalisme menggerogoti aspek kemanusiaan manusia, maka paham ini semakin tidak dipercaya sebagai solusi kemanusiaan. Kapitalisme yang memproduksi orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin di yakini sebagai biang kerok atas keterpurukan ekonomi sejak era moneter 1998, 2000 dan seterusnya. Para ahli mencari opsi yang tepat sebagai obat atas kanker kronis bernama ekonomi kapitalisme ini.

Para ahli, walaupun agak terbata-bata untuk mengungkapkannya, tahu bahwa solusi kapitalisme adalah ekonomi Islam. Ekonomi ini, yang belakangan di sebut ekonomi syariah dapat membantu ekonomi manusia yang lebih manusiawi. Fondasi sosialisme ala Islam yang menjadi dasar berekonomi ini disinyalir sebagai cara paling moderat dalam dunia ekonomi terutama perbankan. Ekonomi  Syariat inilah yang senantiasa dibicarakan dari forum tingkat negara, komunitas negara bahkan PBB.

Bila semua tahu akan kehebatan ES sebagai falsafah praktik ekonomi kita, maka bisa jadi ekonomi kita akan lebih baik. Perbankan syariah memiliki kecenderungan untuk membantu para pengusaha untuk cepat berkembang ketimbang mencekik mereka dengan bunga “riba” yang memilukannya. Mereka akan cepat menjadi pengusaha yang sukses dan berujung kepada majunya sebuah negara. Perbankan syariah juga akan mampu mengangkat konsep keislaman yang memanusiakan manusia, bukan ekonomi yang mengontrol kehidupan manusia seperti yang EK tonjolkan. Saya yakin itu.

Dari empat alasan tadi, maka prodi ES di PTKI semakin pesat dari sisi kuantitas. Yang saya ketahui dari tiga PTKI yang saya kenal dan saya mengajar di dalamnya, minimal mereka memiliki dua kelas, baik kelas gemuk (berjumlah 35-40 mahasiswa) maupun kelas kurus (berjumlah 20-30). Ini telah menunjukan kepada kita bahwa ES mampu merubah kepesimisan yang di depan saya ungkapkan kepada keoptimisan yang terjadi sekarang. Namun, dengan kuantitas yang begitu spektakuler berkembang di prodi ES, saya harus memberikan saran untuk peningkatan kualitas ES sebagai prodi yang lebih baik.

Pertamatingkatkan kualifikasi dosen. Biaya dipandang linier dengan kualitas. Biaya PTKI yang relatif rendah berdampak kepada rekrutmen dosen yang kurang baik. Saat ini, saya tidak banyak melihat guru besar ES yang fokus dalam kajian ES. Mayoritas dosen yang saya kenal adalah magister ES tetapi dengan produktifitas yang rendah. Maka, peningkatan dosen ES PTKI perlu diendorseoleh pemerintah agar kemajuan prodi ES semakin melangit.

Kedualengkapi fasilitas ES. Saya melihat bahwa PTKI belum banyak melengkapi instrumen prodi ES secara total. Laboratorium perbankan, laboratorium komputer akuntansi, dan mini bank yang biasa menjadi bagian penting dalam prodi ES belum sepenuhnya dilakukan oleh PTKI. Perlu ada kesadaran peningkatan kualitas prodi di PTKI dan disupportoleh pemerintah.

Ketigaperbanyak sosialisasi. Seminar, simposium, atau kerjasama antar lembaga keuangan-kampus adalah beberapa cara sosialisasi yang perlu segera dilakukan. Ini adalah cara yang mujarab untuk memperkenalkan kehebatan ES dibanding EK. Dengan banyak sosialisasi, maka masyarakat menjadi paham atas keunggulan ES. Bisa jadi masyarakat saat ini tidak mau bermigrasi ke ES karena ketidak tahuan mereka. Wallâhu a’lam.

Antara Kuningan Tasikmalaya, 01/06/17

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun