Mohon tunggu...
Zaki Mubarak
Zaki Mubarak Mohon Tunggu... Dosen -

Saya adalah Pemerhati Pendidikan tinggal di Tasikmalaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Munggahan dan "Thanks Giving", di Mana Sisi Pendidikannya?

22 Mei 2017   21:51 Diperbarui: 23 Mei 2017   13:03 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MG dalam segala dimensinya pun adalah instrumen untuk menghadapi bulan ramadhan yang maha berat. Bagi muslim yang kurang beriman, mungkin bulan ini adalah bulan yang merugikan. Mereka tidak bisa makan dengan bebas, merokok harus teratur, dan shalat terawih yang mencapekan. MG adalah moment pengingat bahwa kita akan bertemu dengan bulan yang maha berat untuk dilalui. Dari arti kata-nya pun “ramadhan” berarti membakar, panas. Jadi ramadhan adalah bulan yang sulit dan penuh ujian. Nah, MG adalah adalah cara lain untuk mempersiapkan diri agar di bulan ramadhan kita bisa tenang, fokus ibadah dan menjadi hamba Allah yang mulia.

Hari ini saya banyak belajar tentang Amerika yang sedari dulu saya berpikir negatif dengannya. Disiplin, On time, resposibility, respect, tidak menerobos lampu merah, teguh pendirian, konsistensi, dan belajar sungguh-sungguh adalah nilai Islam yang hadir dalam diri mereka. Bila saya mengatakan bahwa Annadhofatu minal Iman (Kebersihan itu sebagian daripada Iman) kepada mereka, maka dengan telak mereka membuat saya malu. Ketika di kampus kami yang Islami, mereka tidak menemukan apa yang saya katakan. Mereka berucap Islam Anda sampai pada mulut, belum pada sikap. Malu saya. Toiletnya kok kotor sekali?.{}

***

Bila saya katakan bahwa orang Indonesia ramah, maka saya pun tidak bisa mengelak bahwa hari ini Indonesia tidak seramah dulu. Bila saya katakan orang Indonesia itu bergotong royong, maka saya pun malu karena hari ini Indonesia saya tidak melakukannya. Bila saya katakan orang Indonesia itu relijius, maka saya pun tak bisa berkata saat dia katakan “saya melihat Amerika yang glamour di Indonesia’. Ah, saya malu sekali menyebutkan Indonesia di hadapan mereka.

Mari kita kembali kepada nilai kita. Nilai yang bagi mereka adalah luar biasa, tapi kita tinggalkan demi meraih nilai mereka.
RM. Asep Strobery, 22/05/17

[caption caption="zakimu79"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun