Mohon tunggu...
Zaki Fahreza
Zaki Fahreza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Biologi Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mikroba Ajaib: Limbah Botol Plastik Berubah Menjadi Aroma Vanila

6 Juni 2023   23:12 Diperbarui: 6 Juni 2023   23:22 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Limbah plastik merupakan masalah lingkungan yang semakin meningkat dan mengancam ekosistem di seluruh dunia. Polietilen tereftalat, atau yang lebih dikenal sebagai PET, adalah plastik yang banyak digunakan dalam produksi botol, kemasan, dan tekstil. Sayangnya, PET sangat sulit terdegradasi, sehingga limbah plastik ini menumpuk di tempat pembuangan akhir dan lautan. Di Indonesia, jenis plastik PET menyumbang sebagian besar dari limbah plastik, yang total pembuangannya dapat mencapai 7,8 juta ton per tahun. Pentingnya pengelolaan limbah plastik yang baik akan berdampak pada lingkungan. 

Namun, para ilmuwan dari University of Edinburgh, Britania Raya yang bernama Joanna C. Sadler dan Stephen Wallace baru-baru ini menemukan solusi yang luar biasa, yaitu bakteri yang dapat mengubah limbah PET menjadi senyawa berharga berupa vanilin. Penelitian ini membuka jalan baru dalam daur ulang plastik dan mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Mari kita eksplorasi dunia yang menarik mengenai bagaimana bakteri dapat menghasilkan vanilin dari limbah PET.

Keajaiban Mikroba

Dalam penelitiannya, Sadler dan Wallace berfokus pada bakteri Escherichia coli yang dapat kita temukan di berbagai tempat, khususnya dari dalam saluran pencernaan kita. Namun, bakteri yang digunakan ini mendapat tambahan kemampuan baru berupa enzim istimewa yang dapat membuat mereka mampu mencerna PET dan mengubahnya menjadi vanilin. 

Dengan merekayasa kemampuan bakteri tersebut, para peneliti terbukti berhasil mengubah limbah PET menjadi vanilin setelah melalui berbagai tahap untuk mencapai produksi yang optimal. Pada dasarnya, proses ini melibatkan pemecahan PET menjadi blok bangunannya, yang disebut monomer, yang kemudian diubah menjadi vanilin oleh  enzim-enzim khusus pada bakteri.

Prospek dari penemuan ini sangat besar dan dapat menjadi solusi untuk permasalahan limbah plastik selama ini. Alih-alih menambah tumpukan limbah plastik, kita dapat memanfaatkan kekuatan mikroorganisme untuk mengubah PET menjadi sumber daya yang berharga dan berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi beban lingkungan akibat limbah plastik, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk memenuhi permintaan vanilin secara lebih bertanggung jawab.

Manfaat Lingkungan

Sintesis mikroba vanilin dari limbah PET memiliki manfaat lingkungan yang signifikan, mengingat limbah plastik yang sangat sulit terdegradasi. Pertama, dapat mengalihkan limbah plastik dari tempat pembuangan akhir dan lautan, mengurangi polusi dan dampaknya terhadap satwa liar. Dengan mengubah limbah menjadi sumber daya yang berharga, metode ini memberikan insentif bagi pemilihan dan daur ulang yang tepat terhadap produk PET.

Kedua, proses ini menghilangkan kebutuhan akan ekstraksi vanilin dari sumber alami, seperti biji vanili. Hal ini mengurangi deforestasi, menjaga keanekaragaman hayati, dan melindungi ekosistem yang rentan. Selain itu, ini mengurangi jejak karbon yang terkait dengan transportasi dan pengolahan sumber daya alami, serta produksi petrokimia yang intensif energi yang digunakan untuk vanilin sintetis.

Peluang Ekonomi

Selain manfaat lingkungan, sintesis mikroba vanilin dari limbah PET membuka peluang ekonomi yang menarik. Harga biji vanili alami telah melambung karena pasokan yang terbatas, sehingga harga vanilin meningkat. Dengan mengembangkan metode yang berkelanjutan dan efisien dalam produksi vanilin, penelitian Sadler dan Wallace memiliki potensi untuk merevolusi industri aroma dan rasa.

Selanjutnya, skalabilitas proses mikroba memungkinkan produksi dalam skala besar. Saat permintaan produk berkelanjutan semakin meningkat, perusahaan dapat mengadopsi teknologi ini untuk menciptakan pasokan vanilin yang stabil sambil meningkatkan reputasi lingkungan mereka. Pengembangan ekonomi sirkular berbasis daur ulang plastik tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga memperkuat ketahanan rantai pasokan.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meskipun sintesis mikroba vanilin dari limbah PET menawarkan solusi yang menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Keberhasilan peneliti menemukan kandungan vanilin masih harus diteliti lebih lanjut, terkait penggunaannya pada makanan. Memperluas skala proses menjadi tingkat industri memerlukan optimisasi dan penyesuaian lebih lanjut. Selain itu, kelayakan ekonomi dan penerimaan pasar akan memainkan peran penting dalam komersialisasi teknologi ini. Kolaborasi antara ilmuwan, ahli industri, dan pembuat kebijakan akan sangat penting dalam mengatasi tantangan ini dan mewujudkan potensi penuh dari penelitian ini.

Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh Joanna C. Sadler dan Stephen Wallace menunjukkan kekuatan bioteknologi mikroba dalam mengubah limbah plastik menjadi sumber daya yang berharga. Dengan mengubah limbah PET menjadi vanilin, pendekatan inovatif ini menawarkan manfaat lingkungan, mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang tidak dapat diperbarui, dan membuka peluang ekonomi baru. 

Saat kita menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh limbah plastik dan sumber daya alami yang terbatas, sintesis mikroba bisa menjadi solusinya, membawa kita menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dengan kemajuan dan dukungan lebih lanjut, kita dapat mengubah terobosan ilmiah ini menjadi solusi yang nyata, yang bermanfaat bagi bumi dan masyarakat kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun