Ketika mentari mengintip dengan malu
sepoi angin menerpa dedaunan
kicau burung bersahutan
gemercik air mengalir terdengar lirih
aku berdiri tegak bak tiang tak berkelok
mengaharapkan kesuksesan mendarat dalam hidupku
dari dasar lantunan do'a kedua malaikatku
yang tak lain adalah ayah ibuku
namun aku hanyalah anak manjaÂ
yang tak mau berusaha berjalan tegak
hanya mampu tertatih-tatih oleh egoku
hingga sang malaikatku
 terjatuh bangun untukku
sedang aku hanya duduk santai
bagai anak burung dalam sarang
apalah dayaku hanya mampu mengais belas kasihmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H