Mohon tunggu...
Zakia Nur Fatihah
Zakia Nur Fatihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D3 Keperawatan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga

Menulis untuk meredakan pikir yang bising

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Isu Paylater terhadap Gaya Hidup Boros Anak Muda

16 Juni 2022   23:59 Diperbarui: 17 Juni 2022   00:31 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini viral di media sosial sebuah unggahan dari seorang perempuan yang mengaku bahwa tunggakan akun paylater melonjak berkali lipat. Faktanya, seperti penjelasan dari pihak platform, video viral tersebut merupakan gabungan dari dua akun pengguna yang berbeda dan tidak ada kendala dalam pelunasan masing-masing akun. 

Namun, apakah realita di masyarakat kita fitur paylater ini benar-benar mempermudah ?

Konsep paylater sendiri boleh dibilang mirip dengan 'menyicil' tanpa kartu kredit. Fitur ini akrab ditemui karena telah disempatkan hampir di semua platfom e-commerce di Indonesia. Layanannya memudahkan konsumen untuk memiliki barang yang diinginkan meski budget yang dimiliki belum mampu untuk melakukan pembayaran kontan. 

Penggunanya pun semakin berlipat seiring dengan naiknya tren penggunaan aplikasi belanja online selama pandemi. Kemudahan melakukan angsuran tanpa perlu memiliki kartu kredit juga mendorong konsumen utamanya usia muda untuk mencoba fitur ini.

Beberapa temuan menarik dari riset yang dilakukan oleh Katadata Insight Center dan Kredivo mengenai Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia 2021 berkaitan dengan penggunaan paylater selama pandemi. Didapatkan hasil peningkatan penggunaan hingga 55% pada periode tersebut. 

Kegiatan berbelanja dan transaksi online memang masih didominasi oleh generasi Z dan milenial namun mulai terjadi peningkatan ke generasi yang lebih tua. Paylater diprediksi semakin mendominasi dengan temuan bahwa hingga 90% konsumen mula menyadari fitur ini sebagai mode pembayaran. Tentunya dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan sebagai fitur pembayaran yang mudah, cepat, dan fleksibel.         

Kehadirannya diharapkan juga menjadi solusi maraknya pinjol online ilegal yang meneror masyarakat selama pandemi. Bunga yang ditawarkan jauh lebih rendah dengan legalitas yang jelas. Masyarakat tidak lagi perlu khawatir terkait keamanan data pribadi yang dibagikan dan teror bunganya yang tak masuk akal. 

Konsep, spesifikasi, dan sistem keamanan fitur paylater terus dikembangkan sehingga pengguna mendapat manfaat terbaik.

Dari berbagai layanan yang diberikan fitur ini jelas dibuat untuk memanjakan pengguna. Hanya saja hampir sama dengan masalah kredit pada umumnya risikonya adalah gagal bayar cicilan. Seperti yang kita ketahui bersama efek pandemi begitu berat salah satunya pada sektor ekonomi. 

Mode paylater ini kemudian dipandang sebagai solusi untuk dapat tetap memiliki barang yang diinginkan meskipun keuangan sedang tidak memadai. Hal ini tentunya justru menambah beban ekonomi dan berdampak pada rekam jejak kita di dunia perbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun