"Gak. Senang terus, tante. Pengenya sekolah terus," ujarnya tertawa. Beberapa siswa juga menjawab hal yang sama dengan senyum dan tawa.
Siswa difable, siswa ABK dan siswa reguler, saling sapa dengan akrabnya.
Great!
Akhirnya. Lima sekolah sebelumnya sukses dicoret. Si sulung pun gembira dengan calon SD nya. Setelah berkeliling dan mengintip kelas dalam sekolah itu, ia kepincut setengah mati. Apalagi di kelas 3 (kelas yang kami intip) sedang membuat pesawat dari botol minuman dan gabus. Entah pelajaran apa itu, tapi yang penting anak saya sudah jatuh cinta.
"Ayo mas, sekolah,"
"Sekolahnya diman bu, TK atau SD?"
"Maunya dimana?"
"SD yang kemaren itu loh<"
Baiklah, tunggu Juli nanti ya....
Note: Bismillah. Semoga Sekolahnya cocok. Mohon diaminkan saiapapun yang membaca artikel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H