Mohon tunggu...
zaki ahmad
zaki ahmad Mohon Tunggu... Lainnya - literasi

mahluk kecil yang nampak tiada makna di alam raya yang maha luas ini

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mewujudkan Keluarga Harmonis Jauh Sebelum Berkeluarga

24 Oktober 2020   15:07 Diperbarui: 24 Oktober 2020   15:10 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan mengenai indikator keluarga harmonis jauh sebelum berkeluarga, keluarga harmonis ialah keluarga yang damai, tentram dan penuh kasih sayang (sakinah, mawad'ah, warahmah).

Untuk mewujudkan keluarga yang semacam itu, sebetulnya jauh sebelum kita akan berkeluarga harus sudah memperhitungkannya dengan sangat matang. Mengapa demikian? Karena Allah swt berfirman dalam Q.S An Nur : 24, "wanita wanita yang keji adalah untuk laki laki yang keji, dan wanita wanita yang baik adalah untuk laki laki yang baik".

Dari ayat tersebut menyatakan bahwa laki laki yang baik itu untuk perempuan yang baik, dan sebaliknya perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, baik dan buruk disini merupakan ahlaknya. Namun jika seorang laki laki baik menikahi wanita yang buruk demikian sebaliknya, hal itu sudah melanggar sunatullah. Maka jangan heran jika kelak dalam rumah tangga kita sering bertengkar, sering di hantam berbagai masalah sehingga menyebabkan suasana berkeluarga sangat tidak harmonis, maka itu semua adalah kesalahan yang datang dari diri sendiri karena tidak mengimplementasikan firman allah dalam memilih pasangan.

Selain itu rosulullah pernah bersabda, dari aisyah ra, "pilihlah untuk tempat air mani kamu, dan nikahilah orang-orang yang sepadan."

Dari hadis tersebut rosullah juga sudah mensinyalir pada kaum laki laki agar memilih calon istri yang baik, karena istri adalah pendamping bagi suami sekaligus menjadi seorang pendidik bagi anak anaknya. Begitupun dengan perempuan, sebelum di khitbah maka ia pula harus mempertimbangkan calon suaminya, apakah laki laki itu memiliki kapabilitas untuk menjadi seorang pemimpin keluarga dan mampu memberi contoh untuk anak anaknya?.

Sebagaimanapun juga salah satu kriteria kelurga harmonis yang tentram dan damai adalah memiliki anak yang shalih dan shalihah, maka dari itu anak yang shalih dan shalihah adalah cerminan dari keluarga yang harmonis. Oleh sebab itu, untuk memilki anak yang shalih dan shalihah harus di persiapkan terlebih dahulu dari jauh sebelum berkeluarga, Jika di ibaratkan anak itu adalah kurma maka seorang petani yang akan menanam biji tersebut harus terlebih dahulu menentukan dan memperhitungkan ladangnya, apakah ladang itu bagus dan subur, apa tidak? Karena bila biji itu di tanam pada ladang yang buruk atau tidak subur, maka hasil panennya juga akan buruk dan gagal.

Begitupun bagi seorang laki laki, sebelum ia akan menananmkan air maninya, ia juga harus memperhitungkan pada tempat yang benar. Karena jika ia menanamkan pada tempat yang salah, maka keturunannyapun sangat memungkinkan akan berbalik dengan ekspektasinya yakni timbul anak yang tidak berahlakul karimah.

Dalam islam juga selain harus mempertimbangkan ahlak pasangan, harus pula mepertimbangkan kesehatan fisik dari pasangan. Hal itu dijelaskan dalam hadis rosulullah saw dari hadis riwayat Ibnu 'Adi dan ibnu A'sakir, rosullah bersabda : "pilihlah untuk tempat air mani kamu, sesungguhnya kaum wanita itu akan memberikan anak anak menyerupai saudara laki lakinya atau saudara perempuannya.

Dari hadis tersebut sudah jelas, bahwa untuk menciptakan keluarga harmonis kelak, maka harus pula mempertimbangkan kesehatan fisik pasangannya. Mengapa demikian? Karena jika kita memiliki anggota keluarga yang berpenykit itu akan mengurangi keharmonisan berkeluarga kelak, karena genetik orang tua akan menurun pada anaknya, spesifik terlebih pada ibunya.

Jika anak kita kelak sering sakit sakitan, dan mempunyai penyakit, maka itu adalah kesalahan dari orang tua saat memilih pasangan jauh sebelum berkeluarga. Bukankah jika kita mempunyai anak yang berpenyakit itu akan menyakitkan bagi orang tua? Dan ketika seorang ayah berpenyakit kemudian tidak bisa bekerja, bukankah itu menyakitkan? Jika memiliki ibu yang sakit sakitan sehingga tidak bisa merawat rumah tangganya itu pula akan menyakitkan? Maka dari itu islam sudah memerintahkan agar senantiasa untuk mengatisipasi hal hal semacam itu agar kelak kita dapat memiliki keluarga harmonis.

Begitulah islam mengatur dan mensinyalir dari hal yang sangat fudamental, itu semua senantiasa adalah rahmat dari Allah swt. Namun sudah sejauh mana kita berfikir demikian? Dalam benak pikiran, kita hanya menginginkan perempuan yang cantik, kaya, dan menggugah syahwat saja, begitupun laki laki yang ganteng, kaya dan berwibawa. Islam tidak melarang itu! Bahkan itu adalah sunnah, namun karena berkeluarga itu untuk selama lamanya sampai akhir hayat, maka kita juga harus mempertimbangkan ahlak dan kesehatan fisik bagi pasangan agar senantiasa dapat mewujudkan keluarga harmonis.

Satu hal lagi untuk mempunyai keluarga harmonis maka sebelum kita akan melamar/di lamar, pastikanlah kamu mencintai pasanganmu itu. Sebagaimana kita ketahui dunia mengalami dinamika ekonomi yang pesat karenanya sistem tersebut carry over kedalam orientasi pernikahan, dengan tidak terasa uang telah menjadi syarat pernikahan dan hal itu pula telah menjadi aksioma.

Mengapa di era pandemi ini angka perceraian, KDRT semakin tinggi? Jawabannya karena banyak yang tidak tau bahwa indikator rumah tangga harmonis selanjutnya yakni saling mencintai, aku mau menikah denganmu bukan karena harta, karena harta akan habis, bukan karena rupa karena kita akan tua, tapi karena cinta, karena hakikat pernikahan menurut semar filosofi wayang "menikah itu karena kita telah mengetahui kekurangan masing masing, bukan mengetahui kelebihan masing masing".

Tulang  rusuk akan kembali bukan karena uang atau rupa melainkan karena takdir. Semoga yang sedang mencari segera dipertemukan dan yang sudah dipertemukan semoga dapat mempertahankan. Demikianlah tulisan singkat dari saya, semoga bisa menjadi ibrah untuk pembaca yang sudah berkeluarga dan terutama untuk yang akan berkeluarga, mungkin tulisan ini sedikit membuka wawasan mengenai indikator keluarga harmonis, bahwa itu harus sudah di bangun dari jauh sebelum berkeluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun