Mohon tunggu...
Zakiah
Zakiah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Buatlah setiap detik bernilai dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Juru Parkir dan Pendekatan Regulasi yang Berkelanjutan

16 Mei 2024   00:48 Diperbarui: 16 Mei 2024   00:50 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://tutura.id

Pada saat kita melangkah keluar dari kendaraan di kawasan perkotaan, hampir tak terhindarkan untuk bertemu dengan para juru parkir yang siap membimbing kendaraan kita menuju tempat parkir yang tersedia. Mereka sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan perkotaan, tetapi kenyataannya, penanganan mereka seringkali menjadi perdebatan yang sengit. Pendekatan regulasi yang berkelanjutan menjadi kunci dalam mengelola mereka, mengurangi konflik, dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi seluruh penduduk kota.

Fenomena Juru Parkir

Fenomena juru parkir, atau lebih dikenal sebagai tukang parkir, tidak hanya terbatas pada kota-kota besar di negara berkembang, tetapi juga dijumpai di banyak kawasan perkotaan di seluruh dunia. Mereka biasanya beroperasi di sekitar tempat-tempat ramai seperti pusat perbelanjaan, kantor, rumah sakit, dan tempat-tempat wisata. 

Meskipun beberapa di antara mereka memainkan peran yang positif dalam mengarahkan lalu lintas dan memberikan jasa yang diperlukan, banyak juga yang terlibat dalam praktik-praktik ilegal seperti pemerasan, penggunaan kekerasan, dan penyalahgunaan tempat parkir.

Peran Regulasi yang Berkelanjutan

sumber gambar: https://jateng.tribunnews.com
sumber gambar: https://jateng.tribunnews.com

Untuk mengelola fenomena juru parkir dengan efektif, diperlukan pendekatan regulasi yang berkelanjutan. Regulasi yang berkelanjutan dalam konteks ini mencakup langkah-langkah untuk menegakkan aturan dan melindungi hak-hak juru parkir yang sah, sementara juga mengatasi masalah-masalah sosial dan keamanan yang terkait dengan keberadaan mereka.

1. Identifikasi dan Registrasi. Langkah pertama dalam pendekatan regulasi yang berkelanjutan adalah identifikasi dan registrasi para juru parkir. Pemerintah setempat perlu mengumpulkan data tentang jumlah dan lokasi juru parkir, serta meminta mereka untuk mendaftar secara resmi. Hal ini membantu mengatur operasi mereka dan memberikan dasar untuk penegakan hukum lebih lanjut.

2. Penyediaan Tempat Parkir. Salah satu alasan utama di balik keberadaan juru parkir adalah kekurangan tempat parkir yang tersedia di kawasan perkotaan. Oleh karena itu, pemerintah perlu berinvestasi dalam penyediaan tempat parkir yang cukup dan terstruktur. Dengan demikian, kebutuhan akan jasa juru parkir ilegal dapat dikurangi secara signifikan.

3. Pelatihan dan Sertifikasi. Para juru parkir yang terdaftar harus menjalani pelatihan yang memadai tentang etika kerja, manajemen lalu lintas, dan keterampilan komunikasi. Setelah itu, mereka dapat diberikan sertifikasi yang mengakui kemampuan dan kelayakan mereka dalam melaksanakan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun