Mohon tunggu...
Zakia Fairuz
Zakia Fairuz Mohon Tunggu... -

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Empit, Kuliner Sasak yang Hilang

23 Maret 2013   02:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:23 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Di Jakarta kita mengenal Kerak Telor. Makanan ini cukup terkenal dan merakyat. Makanan khas orang Betawi. Saya sendiri belum pernah mencicipi bagaimana lezatnya kuliner satu ini. Hanya bisa melihat ditayangan televisi saja. Di Lombok ada juga makanan sejenis ini., tapi tidak seperti yang anda bayangkan. Karena memang beda. Lain Jakarta lain juga Lombok.

Persamaanya terletak pada keraknya saja. Yang lainnya punya cita rasa yang beda. Makanan atau cemilan yang sederhana, namun banyak peminatnya dan ngangenin. Sebab makanan ini hanya dikonsumsi bagi keluarga dan tidak untuk di perjual belikan. Jika jumlahnya banyak, memungkinkan untuk dijual, karena memang ada yang berminat membelinya.

Ketika bangun dari tidur siang, biasanya perut kita minta diisi. Sekedar teh hangat atau kopi boleh juga. Kalau memang ada cemilannya, pasti bangun tidur badan kita tambah segar. Semisal ada persediaan bahan-bahan yang bisa kita buat cemilan, mungkin tidak ada masalah. Bisa jadi kita bisa membeli. Seandainya pada saat itu mungkin kita lagi bokek, bahan makanan ini yang bisa kita jadikan alternatif lain. Ditanggung enak dan mengenyangkan.

Bahan makanan yang saya maksud sedari awal adalah kerak. Tepatnya kerak nasi. Mungkin saat ini kita tidak menemukan lagi kerak nasi. Karena kita sudah menanak nasi dengan cara modern. Yaitu memakai Magic Com. Dengan cara ini kita memasak lebih mudah dan cepat. Jamannya memasak dengan panci, tentu kita mengingatnya. Karena pastinya ada nasi yang tertinggal didasar panci. Diakibatkan karena proses memasak kita yang belum mahir atau karena api kompor yang terlalu besar. Mengakibatkan nasinya mengeras dan menghitam. Inilah yang dimaksud dengan kerak nasi.

Kerak Nasitidak dibuang begitu saja. Orang tua kita biasanya memanfaatkan Kerak Nasiini. Dengan cara dijemur sampai kering, kemudian disimpan dengan baik agar bertahan cukup lama. Dan dapat diolah kembali sewaktu-waktu. Jika tidak ingin dijemur, bisa direndam dengan air sampai mengembang dan dapat dikonsumsi layaknya nasi.

Di tempat kami di Lombok, Kerak Nasiini disebut dengan Empit atau Empi'. Ada juga yang menyebutnya Rendem, atau mungkin ada istilah lain. Karena Kerak Nasiyang direndam ini diyakini bisa ngademin perut yang kena panas dalam, jika dikonsumsi. Ada juga kalau kita makan Pelecing Kangkung (salah satu makanan khas Lombok) Kerak Nasi yang direndam ini yang paling mantap dan maknyus.

Dalam bentuk yang sudah kering, Kerak Nasi juga dapat diolah lebih beragam. Jika digoreng langsung bisa juga. Diberi sedikit garam rasanya makin enak. Ada yang dikukus, kemudian diberi gula merah dan kelapa. Bahkan ada yang digongseng baru diolah kembali dan pastinya semuanya enak dan mengenyangkan. Yang pasti ini bukan nasi aking lho !. Nasi aking berasal dari sisa sisa nasi, kemudian dibersihkan, dicuci baru di jemur untuk dikeringkan. Baru dapat dikonsumsi dengan cara dikukus. Bisa juga dibuat dipang (jipang). Ini yang dapat diperjual belikan. baik bahan maupun yang sudah diolah dalam bentuk jipang.

Bagaimana dengan sisa nasi yang dari magic jar? Karena nasi yang terlalu lama didalam magic jar akan berwarna kuning dan agak keras. Mungkin saja tak bisa dikonsumsi lagi. Tak ada cara yang lain kecuali dijemur atau diolah menjadi kerupuk nasi. Caranya juga lebih inofatif. Ada rasa bawang juga rasa pedas yang ditambah cabai. Dan tak ingin repot dengan cara seperti itu, bisa diberikan pada si bibi’ yang bantu dirumah atau orang lain untuk dimanfaatkan tergantung mereka. Makanan untuk hewan peliharaan juga bisa. Itulah pemanfaatan Kerak Nasi atau sisa nasi dari magic com. Tak ada yang terbuang.

Kini, Empit, Empi' atau Rendem itu hilang entah kemana, tergerus oleh tehnologi []

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun