Mohon tunggu...
Zakia bahamaputri
Zakia bahamaputri Mohon Tunggu... Atlet - mahasiswi

mahasiswi cantik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menghadapi Quarter Life Crisis Berlandasan Keimanan

31 Agustus 2022   11:36 Diperbarui: 31 Agustus 2022   11:42 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Menghadapi Quarter Life Crisis Berlandasan Keimanan

Quarter Life merupakan seperempat dari kehidupan sedangkan crisis adalah tuntuntan perkembangan masa dewasa untuk bisa menjadi mandiri secara universal baik secara karier, mental, finansial dan problem solving. 

Quarter Life Crisis ini terjadi pada usia 20-30 tahun namun pada saat ini dengan adanya media sosial Quarter Life Crisis sudah terjadi pada usia dewasa awal yaitu pada usia 18-30 tahun, dikarenakan mereka dapat melihat fase yang akan datang,  yang memang sebelumnya belum pernah terfikirkan, namun dengan adanya media sosial mereka seaakan akan lebih dekat dengan fase tersebut dan mulai untuk memfikirkan tentang kehidupan di masa depan.

Quarter Life Crisis adalah fase ketidak pastian dalam kehidupan, pencarian jati diri, kebingungan akan kemana, merasa masa depan sulit, dan bertanya--tanya tentang tujuan hidup yang sebenarnya. Yang selalu dihantui dengan rasa resah, takut, cemas, panik, gelisah, khawatir, ragu, bingung sampai bahakan kehilangan arah. 

Penyebab dari rasa tersebut muncul dikarenakan sedang memikirkan tujuan hidup yang sebenarnya baik karir, relasi, kehidupan sosial. Dan dapat mengarahkan individu yang stress, depresi, dan gangguan psikologi lainnya.

Mengeluarkan rasa lelah, gelisah, dan stress ketika sedang memiliki gangguan psikologi merupakan hal wajar dan manusiawi namun banyak sekali para anak muda yang mengeluarkan gangguan psikolgi dengan cara yang tidak benar dan tidak baik mungkin dengan cewek merokok, cowok meminum alkohol dan banyak hal yang bukan hanya merugikan mereka tapi juga kelompok sosial. 

Penyebab dari situlah para anak muda melakukan hal yang ia tidak memfikirkan apa keuntungan bagi mereka, mereka hanya memfikirkan masalah bukan untuk mencari solusi. 

Ada banyak faktor yang mempengaruhi mereka untuk melakukan hal seperti diantaranya kurang ditanamakan landasan dan pedoman keagamaan pada saat masih kecil sehingga ketika ia tumbuh dewasa lalu dihadapkan dengan berbagai macam problem mereka tidak memiliki pedoman yang kuat untuk dijadikan sebagai landasan kehidupan. 

Jika pada masa kecil sudah ditanamkan landasan keagaman dan keimanan seiring berjalannya waktu akan bertumbuh, bertambah dan berbuah sesuai dengan apa yang mereka lihat dan mereka dengar selama perjalanan kehidupan.

Rasa takut merupakan hal yang manusiawi memiliki rasa takut jangan untuk dibesar-besarkan karena apa yang kita takuti belum tentu terjadi, dan jangan sampai kita tidak merasa takut terhadap kehidupan itu akan membuat kita lalai. Karena dengan adanya rasa takut kita lebih berhati-hati dalam bertindak. Hal yang demikian penting untuk di jadikan sebagai motivasi perjalanan kehidupan untuk merenungi arti kehidupan. 

Hal bisa dilakukan oleh manusia hanyalah berdoa dan beriktiyar dan langkah selanjutnya adalah bertawakal( mendekatkan diri pada Allah) dengan memperkuat hati agar tidak mudah terpengaruh oleh pencapaian orang lain, karena dengan bertwakal manusia fokus terhadap apa yang bisa mereka lakukan.

Iman merupakan kepercayaan dari hati iman adalah power yang ada dalam jiwa kita lalu di aplikasikan oleh gerakan dan amal. Percaya di hati tapi tidak mengungkapkannya apa yang di yakini dalam hati berarti belum beriman karena Orang yang beriman berusaha dan bersedia untuk mencoba perilaku yang di ajarkan dalam agama Islam. 

Orang yang beriman mampu menyadari dan menjabarkan keimanan yang dimiliki baik yang masuk akal/ tidak. Keimanan yang mendalam terbentuk berdasarkan pengalaman individu yang terarah.

Jadi pada dasarnya fase Quarter Life Crisis merupakan bagian dari kehidupan. Dengan adanya fase ini kita belajar berbagai macam hal baru tentang kehidupan yang bisa kita jadikan bekal pada masa mendatang, pengalaman yang kita dapatkan ketika masa Quarter Life Crisis akan membekas pada memori kehidupan kita baik pengalaman baik atau buruk yang pernah terjadi. 

Hal yang paling penting pada fase ini adalah bersyukur dengan kita bersyukur menjadikan peraasn lapang tentunya membuat hidup bahagia untuk menjalani kehidupan lalu  akan timbul petunjuk untuk menata hati, memperbaiki diri dan siap untuk kehidupan selanjutnya tetap di sertai ikhtiyar dan tawakal kepada Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun