Adegan 3: Malam Kedua - Ritual Mistis
(Pada malam kedua, para mahasiswa mendengar suara nyanyian sinden yang menyeramkan di kejauhan. Meskipun takut, mereka merasa tertarik dan memutuskan untuk menyelidiki. Mereka menemukan jejak yang mengarah ke sebuah hutan gelap. Di tengah hutan, mereka menemukan sebuah area terbuka dengan batu-batu besar dan lilin-lilin yang menyala.)
DITO (takut): Ini seperti tempat ritual. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
(Mereka secara tidak sengaja terlibat dalam ritual sinden yang terganggu oleh kehadiran mereka. Suasana menjadi mencekam, dan terdengar suara-suara aneh di sekeliling mereka. Beberapa mahasiswa melihat bayangan-bayangan yang menakutkan. Saat mereka mencoba meninggalkan tempat itu, sesuatu mengikuti mereka.)
Adegan 4: Pagi Berikutnya - Kecemasan Bertambah
(Keesokan paginya, kecemasan merayap di antara para mahasiswa. Mereka mulai mengalami mimpi buruk dan mendengar suara-suara aneh di malam hari. Pada suatu saat, Sarah mengaku melihat sosok sinden di kamar kontrakannya.)
SARAH (dengan ketakutan): Saya yakin saya melihat sinden tadi malam. Wajahnya... itu sangat menyeramkan.
(Maya dan yang lainnya mencoba meredakan ketakutan Sarah, tetapi suasana semakin tegang. Mereka memutuskan untuk mengungkap lebih lanjut tentang sejarah desa dan ritual sinden yang mereka ganggu.)
ARIF (dengan serius): Kita harus mencari tahu lebih lanjut tentang apa yang kita lakukan. Mungkin kita bisa memperbaiki sesuatu.
Adegan 5: Malam Terakhir - Kehancuran dan Kesedihan
(Para mahasiswa mencoba mencari petunjuk di sekitar desa. Mereka menemukan cerita tentang sinden yang dulu tinggal di desa dan diusir oleh penduduk desa karena dianggap membawa malapetaka. Saat malam tiba, mereka memutuskan untuk melakukan sesi pembersihan roh untuk meminta maaf. Namun, ritual tersebut malah membuat keadaan semakin buruk.)