Bandung, 8 Desember 2023 - Pasar Gedebage, salah satu pusat perdagangan utama di Bandung, Jawa Barat, kini tengah dilanda banjir yang tak kunjung usai. Banjir ini yang dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan saluran drainase yang rusak akibat tersumbat oleh sampah, telah menciptakan kondisi darurat bagi ribuan warga dan pedagang yang bergantung pada pasar ini.
Berita Terdahulu: https://www.ayobandung.com/bandung-raya/7911110337/masalah-pelik-pasar-gedebage-hujan-datang-banjir-menerjang-dan-tak-kunjung-usai
Pasar Gedebage di Bandung merupakan salah satu pasar tradisional yang memiliki sejarah panjang dan menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat sekitar. Pasar Induk Gedebage berada di timur kota Bandung. Ada tiga pengeloa pasar di timur Bandung itu. Yakni Perusahaan Daerah (PD) Pasar, PT Ginanjar yang mengelola kawasan pasar tradisional, serta PT Javana Arta Perkasa yang mengelola kawasan Cimol.
Dulu Pasar Induk Gedebage merupakan pasar swasta milik PT Ginanjar Saputra. Perusahaan itu lalu menjual sebagian lahan pasar yang masih kosong pada pemerintah Kota Bandung. Lahan yang tersebut kemudian diserahkan pada pengelolaan Pasar.
Sayangnya, kesibukan pasar induk Gedebage berbanding lurus dengan berbagai permasalahan yang belum terselesaikan. Mulai dari tumpukan sampah hingga banjir yang selalu mengancam saat hujan. Faktor-faktor seperti curah hujan tinggi, sistem drainase yang kurang optimal, dan perubahan lingkungan dapat menyebabkan banjir di wilayah ini.
Salah satu penyebab utama banjir di Pasar Gedebage adalah curah hujan yang tinggi dan banyaknya sampah, terutama selama musim hujan. Bandung, sebagai kota yang terletak di dataran tinggi, sering mengalami hujan deras yang dapat memicu banjir di beberapa wilayah termasuk Gedebage. Hujan yang berkepanjangan atau intensitas tinggi dapat menimbulkan genangan air di sekitar pasar, menciptakan kondisi yang sulit bagi pedagang dan pengunjung.
Sistem drainase yang kurang optimal dan masih banyaknya orang yang membuang sampah sembarangan juga menjadi salah satu penyebab utama banjir di Gedebage. Meskipun telah ada upaya untuk meningkatkan infrastruktur drainase, beberapa bagian mungkin masih belum mampu menangani volume air yang besar selama periode hujan deras. Peningkatan sistem drainase menjadi langkah penting untuk mengatasi permasalahan ini dan mengurangi risiko banjir di masa depan.
Banjir di Gedebage memiliki dampak yang signifikan bagi kehidupan sehari-hari pedagang dan warga setempat. Pedagang harus menghadapi kerugian finansial karena barang dagangan mereka rusak akibat terendam air. Selain itu, banjir juga dapat merugikan infrastruktur pasar dan mempersulit akses ke pasar bagi pengunjung.
Setiap kali musim hujan tiba, para pedagang di pasar induk Gedebage menghadapi ketakutan. Genangan air yang terus mengalir dari dua sungai yang langsung mengalir ke kawasan pasar menjadi ancaman berat bagi mereka.
Saat banjir datang menjadi salah satu masalah bagi pedagang yang kerapkali susah payah untuk mencari rupiah kala banjir menerjang. Akses jalan yang tergenang air, membuat pembeli enggan mampir ke toko.
Pada tanggal 8 Desember hari jumat Saya mencoba mewawancarai salah satu pedagang untuk menanyakan langsung mengenai kondisi banjir di pasar Gedebage, Ridwan (22) pedagang yang terkena dampak langsung dari banjir beliau mengatakan "penyebab utama banjir di pasar ini adalah sampah yang menumpuk dan terbawa oleh aliran air yang menyebabkan tersumbat nya sistem drainase".
Banjir seringkali diperparah dengan sampah yang terus menumpuk dan terbawa air banjir sehingga menimbulkan berbagai penyakit. Â Permasalahan kesehatan yang muncul akibat adanya banjir antara lain diare, demam berdarah, penyakit leptospirosis, ISPA, penyakit kulit, penyakit saluran pencernaan, dan lain sebagainya yang mengganggu kebersihan kawasan komersial.
Saya juga menanyakan mengenai sejak dari kapan banjir di pasar ini terjadi " Hal ini sudah berlangsung lama dan jika musim hujan pasti banjir membanjiri kawasan pasar induk Gedebage Ada beberapa kali saya tidak bisa pulang karena jalanan terendam banjir.," ujar Ridwan saat ditemui beberapa waktu lalu.
Beliau juga mengatakan "Ada beberapa penyebab Pasar Gedebage terus kebanjiran. Salah satu penyebab banjir di kawasan ini tak kunjung usai adalah pembuangan sampah yang tidak tepat. Pembuangan sampah yang berantakan menimbulkan banyak masalah, termasuk rusaknya saluran air. Sampah terbawa ke jalan dan menyumbat saluran air".
"Saat ini masih seperti itu. Banjir masih terus terjadi, sampah semakin banyak. Tuntutan sudah disampaikan, namun tidak ada perubahan," ujarnya.
Apakah ada tindakan yang dilakukan oleh pengelola pasar ini terkait banyaknya sampah yang menumpuk tanya Saya. Beliau mengatakan" kadang sesekali sampah yang menumpuk di bersihkan atau diangkut oleh petugas kebersihan, tapi saking banyak nya sampah yang menumpuk kadang petugas kebersihan pun kewalahan".
Penyebab lain dari banjir ini yaitu karena saluran drainase rusak, dan terdapat tempat di kiri kanan jalan dan depan warung makan yang tidak memiliki saluran drainase. Begitu pula dengan kemiringan lahan yang tidak rata di kawasan Pasar Gedebage. Dampaknya, banjir terus terjadi.
Banjir ini juga mengingatkan pentingnya upaya mitigasi bencana di tingkat lokal dan nasional. Evaluasi ulang terhadap sistem drainase, identifikasi daerah rawan banjir, dan peningkatan kapasitas tanggul adalah langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan. Pemerintah dan masyarakat diharapkan bekerja sama dalam implementasi langkah-langkah ini untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan bersama.
Banjir yang tak kunjung usai di Pasar Gedebage Bandung telah mengubah kehidupan warga dan pedagang. Sementara upaya penyelamatan dan bantuan terus berlangsung, penting bagi semua pihak untuk bersatu dan bekerja sama dalam proses pemulihan. Dalam situasi sulit seperti ini, solidaritas dan kolaborasi adalah kunci untuk membangun kembali kehidupan dan menghadapi tantangan masa depan.
Untuk mencegah banjir di pasar akibat sampah, langkah-langkah yang dapat diambil. Pertama, penyuluhan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan dampak negatif pembuangan sampah sembarangan sangat krusial. Penyediaan tempat sampah yang memadai dan strategis di seluruh pasar juga diperlukan agar pedagang dan pengunjung dapat dengan mudah membuang sampah dengan benar.
Selain itu, diperlukan sistem pengelolaan sampah yang efektif dengan pemilahan sampah organik dan non-organik. Dorong praktik daur ulang untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Pengawasan ketat terhadap praktik pembuangan sampah sembarangan, serta penerapan sanksi dan denda, dapat menjadi pemicu kesadaran masyarakat.
Pembersihan saluran air secara rutin juga penting untuk memastikan kelancaran aliran air. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan bersih-bersih massal secara teratur dapat memperkuat kesadaran kolektif. Kerjasama antara pemerintah, pedagang, LSM lingkungan, dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan pasar yang bersih, aman, dan bebas dari risiko banjir akibat sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H