Mohon tunggu...
Zaki090203
Zaki090203 Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kesan dan Harapan untuk PT KAI

18 Oktober 2024   21:30 Diperbarui: 28 Oktober 2024   21:33 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KA Lodaya New Generation, tiba di Stasiun Yogyakarta. (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi) 

Berbicara mengenai perjalanan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), tentunya tidak dapat dilepaskan dari kisah masa lalu yang kelam saat transportasi kereta api khususnya kereta antar kota sangat tidak teratur dan kumuh karena keberadaan pedagang, preman,pengemis, dan praktik calo baik di Stasiun dan bahkan di dalam kereta.

Akan tetapi hal itu mulai berubah drastis saat Ignasius Jonan mulai menjabat sebagai Direktur Utama PT KAI Pada tahun 2009. Beliau melarang keberadaan pedagang baik di dalam kereta dan di area stasiun demi meningkatkan pelayanan dan kenyamanan penumpang kereta. 

Bersamaan dengan kebijakan yang disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa kebijakan lain yang dibuat beliau  dimana kebijakan-kebijakan ini menandai titik balik PT KAI hingga berada di posisi saat ini.

Misalnya seperti pembatasan tiket 1 kursi 1 penumpang, larangan merokok di dalam kereta, dan sistem boarding pass untuk memberantas calo. Semua kebijakan ini perlahan menaikkan citra PT KAI khususnya sarana transportasi kereta api menjadi moda transportasi yang aman dan nyaman.

Reformasi PT KAI yang diinisiasi oleh Ignasius Jonan tetap berlanjut hingga saat ini, meskipun telah mengalami pergantian kepempimpinan sebanyak dua kali, yaitu  Edi Sukmoro dan Didiek hartantyo x Kompasiana. 

Artikel ini akan lebih berfokus pada reformasi maupun peningkatan layanan yang dilakukan pada masa bapak Mendidiek Jadi Lebih Baik.

==================================

Sebagai mahasiswa yang berkuliah di Kota Bandung, penulis selalu menggunakan layanan KA Argo Parahyangan relasi Gambir⇌ Bandung karena lebih nyaman dan aman dibandingkan moda transportasi lainnya. Selain itu, penulis juga sering melakukan perjalanan ke Yogyakarta menggunakan KA Lodaya dan KA Bogowonto. 

KA Argo Parahyangan (49). Keberangkatan dari Stasiun Bandung Jam 09:35 (Dokumen Pribadi)
KA Argo Parahyangan (49). Keberangkatan dari Stasiun Bandung Jam 09:35 (Dokumen Pribadi)

Selama 2 tahun menjadi pengguna setia moda transportasi kereta api, penulis merasakan peningkatan layanan yang diberikan oleh PT KAI, baik di area Stasiun maupun di dalam kereta:

1. Penerapan Sistem Face Recognition Boarding

Sistem Face Recogniton Boarding digunakan pertama kali di Stasiun Bandung menjelang akhir tahun 2022. Sistem Boarding dengan scan wajah melalui kamera yang terpasang ini memungkinkan penumpang melakukan boarding tanpa harus menunjukkan e-boarding pass dan kartu identitas maupun mencetak tiket. Adanya sistem boarding dengan rekognisi wajah membuat proses boarding lebih cepat dan mengurangi sampah yang dihasilkan dari boarding secara manual dengan mencetak tiket.

Saat ini (berdasarkan stasiun yang pernah dikunjungi penulis selain Stasiun Bandung), Boarding dengan rekognisi wajah telah tersedia setidaknya di Stasiun Gambir, Stasiun Bekasi, Stasiun Kiaracondong, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Semarang Tawang, dan Stasiun Solo Balapan. Tidak menutup kemungkinan akan ada lebih banyak Stasiun melayani boarding dengan rekognisi wajah kedepannya.

2. Fasilitas Water Refill Station

Lagi-lagi, Stasiun Bandung menjadi stasiun pertama yang mendapatkan fasilitas ini (sekitar pertengahan tahun 2023). Dengan adanya fasilitas dispenser air minum (tentunya gratis), Penulis tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli air minum di stasiun sekaligus mengurangi sampah dari botol minuman dibeli.

Fasilitas water station telah tersedia setidaknya di semua stasiun yang disebutkan penulis di bagian pertama.

Water Refill Station Stasiun Gambir (Dokumen Pribadi)
Water Refill Station Stasiun Gambir (Dokumen Pribadi)

3. Pengadaan Sarana Rangkaian Baru (Luxury, Eksekutif, dan Ekonomi Stainless Steel New Generation)

Beralih  ke sarana kereta yang digunakan, Pengadaan rangkaian baru ini merupakan bagian dari peningkatan layanan terhadap penumpang dari segi sarana kereta. Rangkaian baru (New Generation, yang dibuat 2023 hingga saat ini) tentunya memiliki fasilitas dan kenyamanan yang lebih baik seperti pintu otomatis, footwasher di toilet yang memudahkan penumpang untuk membilas kaki saat berwudhu, kursi kereta ekonomi yang lebih empuk, lega, dan dapat diputar (revolving) sehingga semua kursinya dapat diatur agar searah dengan laju kereta, panel PIDS yang menampilkan informasi kecepatan, posisi kereta, dan stasiun pemberhentian berikutnya, serta yang terakhir kereta makan dengan interior mewah yang memberikan kesan modern.

Ada satu lagi keunggulan rangkaian stainless steel new generation dibandingkan rangkaian sebelumnya, yaitu mode malamya yang lebih gelap dibandingkan rangkaian sebelumnya (stainless steel 2018-2019), sehingga memungkinkan penumpang kereta malam tidur lebih nyenyak (Berdasarkan pengalaman penulis saat menaiki KA Argo Dwipangga dari Yogyakarta menuju Gambir).

KA Argo Dwipangga New Generation tiba di Stasiun Yogyakarta. (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi)
KA Argo Dwipangga New Generation tiba di Stasiun Yogyakarta. (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi)

4. Revitalisasi/Beautifikasi Stasiun.

Revitalisasi & Beautifikasi Stasiun dilakukan untuk menambah fasilitas maupun mempertahankan struktur/fasilitas bangunan yang sudah ada. 

Contohnya adalah Revitalisasi Stasiun Yogyakarta yang menambahkan fasilitas eskalator di terowongan sehingga memudahkan penumpang untuk berpindah dari pintu selatan ke peron utara maupun sebaliknya. Selain proyek revitalisasi, juga dilakukan proyek beautifikasi seperti pengecatan ulang untuk menjaga kondisi Bangunan Stasiun Yogyakarta (terutama di Pintu Timur).

Contoh lainnya adalah revitalisasi Stasiun Bandung & Stasiun Cimahi. Stasiun Bandung & Stasiun Cimahi saat ini telah dilengkapi fasilitas skybridge & travelator.

Foto Penulis di depan Pintu Timur Stasiun Yogyakarta/Tugu. Terlihat di beberapa area lantai dipasangkan lampu neon. (Dokumen Pribadi)
Foto Penulis di depan Pintu Timur Stasiun Yogyakarta/Tugu. Terlihat di beberapa area lantai dipasangkan lampu neon. (Dokumen Pribadi)

Slasar Malioboro, Hasil dari revitalisasi kawasan Stasiun Yogyakarta. (Dokumen Pribadi)
Slasar Malioboro, Hasil dari revitalisasi kawasan Stasiun Yogyakarta. (Dokumen Pribadi)

Stasiun Cimahi. Foto diambil dari KA Argo Parahyangan (49) (Dokumen Pribadi)
Stasiun Cimahi. Foto diambil dari KA Argo Parahyangan (49) (Dokumen Pribadi)

Stasiun Cimahi (Dokumen Pribadi)
Stasiun Cimahi (Dokumen Pribadi)

Stasiun Bandung (Dokumen Pribadi)
Stasiun Bandung (Dokumen Pribadi)

Mungkin 4 hal itu sudah menggambarkan semua peningkatan layanan yang dilakukan PT KAI selama 2 tahun terakhir dan juga dirasakan oleh penulis. Sebelum penulis menutup bahasan artikel ini, terdapat beberapa harapan terkait pelayanan kepada PT KAI dan pertanyaan untuk Bapak Didiek Hartantyo.

Pertama, penulis mengharapkan layanan makan gratis di kereta kelas eksekutif dikembalikan (tentunya tanpa peningkatan harga). Alasannya adalah harga tiket untuk kereta kelas eksekutif cukup mahal (terutama kereta kelas eksekutif dengan branding "Argo" seperti KA Argo Bromo Anggrek, KA Argo Wilis, KA Argo Lawu, dan KA Argo Dwipangga yang harga tiketnya paling mahal) dibandingkan kereta kelas ekonomi. 

Terlebih dengan adanya rangkaian kereta ekonomi stainless steel new generation, membuat perbedaan antara kereta kelas ekonomi dan eksekutif semakin tipis sehingga rasanya tidak worth it jika membeli tiket kereta kelas eksekutif dengan tambahan harga yang cukup jauh dari kelas ekonomi jika tidak ada layanan makanan gratis. Diharapkan layanan makan gratis ini merupakan "pembeda" absolut antara kereta kelas ekonomi dan eksekutif sehingga kereta kelas eksekutif mempunyai nilai tambah dari kereta kelas ekonomi selain jarak antar kursi yang lebih lega.

Kedua, masih terkait harga tiket kereta. Kenaikan harga tiket kereta merupakan sesuatu yang wajar mengingat peningkatan layanan terutama pengadaan rangkaian baru dan peningkatan layanan di stasiun seperti mesin isi ulang air minum yang dapat diakses secara gratis. Namun penulis berharap kenaikan tiket kereta dapat ditekan sekecil mungkin agar transportasi kereta api dapat tetap terjangkau oleh banyak orang.

Terakhir, penulis akan sangat berterimakasih jika Bapak Didiek Hartantyo bersedia memberikan tips untuk meningkatkan jenjang karir dan tips memimpin perusahaan terlebih perusahaan besar seperti PT KAI

Sebagai penutup, penulis sempat mengabadikan perjalanan penulis saat ke Yogyakarta menggunakan KA Lodaya dan Argo Dwipangga (keduanya sudah menggunakan rangkaian Stainless Steel New Generation).


Terimakasih telah membaca artikel ini, sampai berjumpa lagi di artikel berikutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun