Anda mesti pernah makan sate ayam. Kalau belum pernah, mosok sih? Hehehehe...!!! Sate ayam ada dua genre, menurut saya. Genre Ponorogo dan genre Madura. Saya lebih suka genre Madura. Saya lebih milih sate ayam Madura karena bumbu kacang yang lebih kaya lemak dan pakai daging mentah. Selain itu, sate ayam adalah menu yang memorable untuk saya. Saya ingat sewaktu masih SD. Kalau masuk angin mesti makan sate ayam. Kerokan dilanjutkan makan sate ayam madura 10 tusuk dilanjutkan tidur adalah obat. Ini sugesti untuk sembuh.
Sate Pak Banjir Jl. Ronggowarsito Solo But, Istri saya yang mengenalkan sate ayam yang enak di Solo. Sate Ayam Pak Banjir. Rasa, bumbu dan tekstur yang seimbang. Saya menemukan juga belum lama. Rasanya kembali ke masa SD. Hehehehe...!!! Sate ayam yang tidak mentah namun tidak terlalu matang. Tekstur daging ayam masih terasa tapi matang. Ini adalah keahlian tukang sate tingkat tinggi. Sate Ayam Pak Banjir mengunakan bahan baku daging ayam mentah beda dengan Sate Ponorogo menggunakan daging ayam rebus.
Sate Ayam Pak Banjir juga menyediakan Sate Uritan. Uritan adalah bakal calon telur yang belum dibuahi. Uritan itu memang enak tapi termasuk jeroan jadi mengandung banyak kolesterol. Hehehe...!!! Setusuk sate uritan terdiri atas Bakal calon telur, jeroan ayam dan ati ayam. Rasanya yang mantap dan bakaran sempurna. Kalau mau lebih sehat maka pilih telur sintetis dan daging bersih. Sate Ponorogo menggunakan sambal untuk rasa pedas. Sate Madura irisan cabai dan bawang merah untuk memberi sensasi pedas yang menyegarkan. Kalau makan sate mesti memakai lontong atau nasi. Nasi sudah biasa namun Lontong di sate ayam Pak Banjir istimewa. Karena teskturnya kenyal sehingga memberi sensasi lumer di mulut dan tidak mengenyangkan.
Satu porsi sate ayam itu berisi lima tusuk sate uritan, lima tusuk daging ayam bersih, lontong yang diiris-iris kemudian disiram sambal kacang diiringi dengan irisan cabai dan bawang merah. Sambal kacang untuk sate ayam genre madura tidak pedas dan lebih encer bahkan ada yang menganggap kuah. Irisan cabai sebagai ganti sambal pedas. Ketika lontong dikunyah maka terasa tekstur lumer di mulut bercampur sambal kacang. Sembari mengunyah lontong, anda mulai mengunyah sate yang "maknyus". Hmmmm.....!!! Sensasi itu yang saya cari. Saya penggemar sate ayam genre madura. Sate Ayam Pak Banjir memang istimewa. Terasa seimbang antara sate, lontong, sambal dan irisan cabai-bawang merah. Kalau ditanya kok bisa begitu. Mereka nggak bisa jawab. Ini terjadi secara alamiah saja. Sate Ayam Pak Banjir ada dua tempat yaitu di sebelah tenggara perempatan nonongan surakarta dan di sebelah barat Bank Indonesia dekat Bakmi Pak Dul. Menurut saya, yang paling enak adalah sebelaha barat Bank Indonesia. Lokasi yang di barat Bank Indonesia lebih enak seperti deskripsi saya diatas. Saya sudah berkali-kali ke sana, semuanya terasa sama yaitu istimewa. Kalau yang di perempatan nonongan rasanya biasa saja. Mereka berdua adalah generasi penerus Pak Banjir. Mereka adalah saudara kandung a.k.a kakak-beradik. Rasanya kok berlainan ya. Hehehehe...!!! Apa masalah talented or non talented? Aku tidak tahu. Keduanya adalah sama-sama warung lesehan di pinggir jalan. Anak saya juga suka sate tapi tanpa kecap. Lebih asyik, makan di sate ayam Pak Banjir di malam hari. Lebih santai, hehehehehe....!!!!
www.zakisetiawan.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H