Tipu daya sekolah melalui medsos
Berapa tahun terakhir muncul trend sekolah sekolah yang mulai berpindah arus untuk melakukan segala aktivitas,promosi,serta pembelajaran dengan media sosial.
Hal tersebut merupakan suatu hal yang baru yang dimana pada era sebelumnya sekolah hanya melakukan promosi dengan melakukan tempelan selembaran/ pamflet ataupun informasi dari mulut ke mulut.
Berkembangnya teknologi sekarang membuat inovasi baru dunia pendidikan yang mulai berpindah dari cara tradisional menjadi cara yang modern dengan lebih aktif menggunakan media sosial.
Perkembangan tersebut adalah anugrah yang patut di syukuri oleh berbagai pihak,tak lepas juga dunia pendidikan,hal tersebut adalah suatu cara baru yang dialami dan memudahkan para sekolah untuk mendapatkan serta memberikan informasi. di era sekarang banyak sekolah- sekolah yang memiliki akun media sosial yang bertujuan untuk memudahkan jangkauan informasi serta promosi yang di sebarkan oleh sekolah.upaya tersebut adalah sebuah inovasi untuk memudahkan jangkauan informasi tentang serta dari sekolah.
Dalam menjangkau informasi yang disebarkan oleh sekolah dibikinlah postingan-postingan ataupun unggahan-unggahan yang dimana bertujuan untuk menarik minat para pelajar yaitu dengan cara merapikan serta menggunakan narasi-narasi yang hyperbola dimana lebih menggaungkan prestasi prestasi yang dapat menimbulkan citra bayangan para manusia serta membuat antusiasme para pelajar untuk mendaftar pada sekolah tersebut.
#target kapitalisasi sekolah dengan memanipulasi informasi #
Beragam tipu daya tersebut adalah suatu cara sekolah untuk mengejar libido kapitalisasi Dengan mendapatkan banyak siswa serta bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain.
Dalam hal tersebut terkesan sekolah lebih mementingkan target kapitalisasi dan ingin di pandang khalayak luas bahwa sekolah tersebut memiliki pendidikan yang baik serta mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain.dalm hal tersebut adanya suatu penyimpangan besar dari fungsi dasar pendidikan yang dimana sekolah lebih mementingkan kepentingan promosi dengan narasi-narasi hyperbola dengan tanpa mengurusi Nalar berpikir para siswa.
Dapat kita yakinkan bahwa hal tersebut adalah suatu penyimpangan dari fungsi dasar sekolah sebagai institusi pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa serta melakukan liberalisasi-harmonisasi dan humanisasi.
Hal tersebut adalah menyebabkan sekolah lebih mengesampingkan fungsi dasarnya dengan lebih mengejar libido kapitalisasi miliknya,dengan mencari murid yang banyak untuk melancarkan bisnis serta kepentingan sekolah,bukan memperbanyak serta memperkokoh nalar pelajar yang seharusnya diutamakan.
Dalam hal tersebut Paulo prilio menjelaskan tentang dromologi dunia dengan memaparkan bahwa bagaimana masyarakat sekarang yang seolah dikejar percepatan sehingga melupakan kedalam l, begitupun yang di alami pada dunia sekolah sekolah di era sekarang yaitu dimana lebih mementingkan serta mengejar tuntutan kapitalisme serta persaingan antar sekolah yang dimana akhirnya melupakan tugas sekolah yaitu memperdalam pikiran serta Nalar para siswanya.
#medsos jalan sekolah untuk menyebarkan hoax
Di dalam menggunakan media sosial tadi sekolah memanipulasi informasi yang disebarkan dengan cara menambahkan narasi-narasi yang hyperbola serta melakukan kebohongan-kebohongan hal tersebut adalah suatu kebohongan sekolah melalui medsosnya dengan menyelewengkan realita yang ada dan membuat realita baru,dalam hal tersebut Jean baoudriliard menjelaskan bahwa media tidak sama persis dengan realitanya dikarenakan media sejatinya hanyalah sebuah pengantar realita tetapi bukan realita itu sendiri atau disebut hyperrealita.
Sekolah dapat menggunakan prestasi ataupun hal-hal yang lain,dengan berisikan narasi yang hyperbola serta menaruhnya pada media media promosi sekolah sehingga menyebabkan ataupun menyelewengkan realita/kenyataan yang sesungguhnyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H