Mohon tunggu...
Zakharias Lusi Ujan
Zakharias Lusi Ujan Mohon Tunggu... Lainnya - DUC IN ALTUM

Ny toerana dia Mangina fa Misy Tompony

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pedagogi Seorang Pendidik

30 Juli 2020   14:31 Diperbarui: 30 Juli 2020   15:17 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.weschool.id/pengertian-guru-tugas-dan-peran-guru-dalam-dunia-pendidikan-lengkap/

Pengalaman merupakan guru bagi setiap orang di dalam lingkup hidupnya. Setiap orang mempunyai pengalaman, entah besar atau kecil, dan dialami langsung atau tidak langsung. Karena itu, pengalaman menjadi guru dimana orang itu belajar bagaimana menjalani hidup dan sekaligus belajar terbuka, terhadap setiap nilai yang mempunyai daya didik bagi yang mengalaminya.  Dan bisa  saja terjadi dalam lingkungan edukatif dengan  suatu sistem pembelajaran "jarak jauh" seperti yang lagi trend di era New Normal ini.

Merefleksikan tugas dan tanggungjawab yang diamanatkan kepada seorang pendidik, itu tidak terlepas dari yang kita sebut pedagogi. Puluhan tahun yang lampau, umumnya dikenal dan bahkan diakui bahwa hanya ada satu pedagogi yang dirasa baik dan karena sudah terbukti pula pemakaiannya oleh kebanyakkan pedagog.

Pada prinsipnya, pusat pedagogi itu terletak pada relasi antara pendidik/guru dengan orang yang dididik. Seorang pendidik wajib dan harus mengetahui, menguasai materi yang diajarkan. Tugas dan fungsi utamanya ialah mentransfer pengetahuan yang dimiliki dan dikuasainya  dalam proses belajar mengajar.

Dalam kehidupan sosial-bermasyarakat, pendidik dilihat sebagai penjaga sejumlah aturan sosial. Kemudian pendidik mengajarkan aturan sosial tersebut kepada anak didik. Aturan sosial itu berupa  sikap tingkah laku, etika dan moralitas yang dianuti dan diterima umum dalam kehidupan sosial masyarakat.

Dalam penelitian di bidang psikologi, bidang pendidikan dan sosiologi ditemui antara lain relasi antara pendidik dan pedagogi, di samping itu sejumlah faktor intern dan eksternal yang mempengaruhi cara pandang tentang manusia dan perkembangannya. Selanjutnya disimpulkan dari penelitian dalam bidang-bidang tersebut bahwa  pendidik dan pedagoginya dapat mewariskan beberapa orientasi.

Relasi antara pendidik dan anak didik dapat memungkinkan  perkembangan manusia. Hal ini terlihat sejauh pilihan penggunaan pedagogi tertentu. Maka kalau kita hendak mendidik  manusia menjadi otonom, dan yang menghargai pemimpin, maka opsi penggunaan pedagogi itu menggarisbawahi kebebasan anak didik.

Dan kalau obyektif anak didik itu menyangkut tanggungjawab pribadi atas pendidikannya dan  hendak belajar menjadi manusia yang mandiri dan otonom, maka perlu diperhatikan jenis  pedagogi yang mumpuni bagi anak didik untuk mewujudkan obyektif pembelarannya.

Maka  seorang pendidik tidak bisa mendidik anak didik menggunakan kebebasanya dengan membatasi ruang geraknya, atau belajar menghormati pimpinan kalau tidak diberi kesempatan untuk  berkembang sesuai dengan daya nalar dan logikanya sendiri. Penelitian yang sama memperjelas secara progresif sejumlah alternatif model pedagogi disamping yang disebut model dominan tersebut.

Model alternatif itu sudah diuji-pakai oleh pendidik tertentu dalam partisipasi dan atau keterlibatannya dalam proses belajar mengajar. Maka alternatif model-model itu  perlu diuji lagi, dianalisa sehingga bisa terlihat  mana yang dominan, mana yang tidak dominan dalam praksis lapangan.

Dipahami bahwa Pedagogi merupakan cara yang dipakai pendidik untuk membangun relasi dengan anak didik. Relasi yang dibangun itu terjadi dalam sebuah proses gerakan edukatif. Proses gerakan eduktif itu berpusat pada pembelajaran, pada proses itu sendiri dan pada perkembangan manusia seutuhnya.

Kita mengenal adanya klasifikasi tentang jenis atau tipe pedagogi. Kita tentu pernah mengalami pedagogi tertentu sejauh digunakan oleh pendidik dalam proses kegiatan belajar mengajar. Setiap pendidik menggunakan dan  menerapkan satu atau lebih bentuk pedagogi dalam sistem belajar mengajar tersebut.

Dan setiap tipe pedagogi yang dipakainya mempunyai obyektif sendiri dan target pencapaian sendiri pula. Jadi ada alat-alat bantu yang digunakan untuk mencapai obyek dan sasaran yang sama seperti yang diuraikan pada tahapan proses belajar mengajar itu.

Disini kita dapat mencermati adanya proses dengan tahapan yang berbeda dan target obyektifnya yang berbeda pula serta bisa jadi bahwa tahapan dan obyektif dalam proses  situ pun sulit untuk dibandingkan. Jadi tipe-tipe pedagogi ini termasuk dalam bingkai cara  memandang, cara berpikir dan cara berinteraksi antara satu dengan yang lain.

Maka ada baiknya kalau tipe-tipe  yang termasuk dalam klasifikasi itu ditempatkan. Kita membatasi diri pada klasifikasi tipe  yang digolongkan dalam konteks ini. Ada pedagogi yang disebut Ensiklopedik, pedagogi bebas, pedagogi tertutup dan formal, pedagogi terbuka dan non-formal.

Tipe klasifikasi yang kita pakai itu penting. Walau ada tipe klasifikasi lain yang juga diketahui dan dipakai oleh pendidik yang berbeda tetapi jenis klasifikasi ini dirasa cocok dengan uraian kita. Maka yang penting bukan pilihan klasifikasi tetapi bahwa klasifikasi tersebut  dimiliki dan dipakai sebagai alat bantu kerja untuk memperoleh satu pemahaman yang  lebih lengkap tentang suatu realitas edukatif yang  ada di sekitar kita.

Konteks yang akan menjadi lokus eksploitasi dari tipe pedagogi ini adalah lingkungan sekolah dan keluarga.  Hal-hal menyangkut klasifikasi tersebut akan dipelajari pada artikel berikut.

Umumnya, pengalaman, dalam artian tertentu  merupakan guru bagi manusia, siapa pun dia.  Disamping itu, setiap pendidik mempunyai pedagogi tertentu dalam mewujudkan amanah yang dipercayakan kepadanya. Pendidik mengenal cara membangun relasi dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.  Pendidik yang terlibat dalam proses itu tentu mempunyai obyektif yang dibangun untuk mencapai pembelajaran dalam proses perkembangan pribadi manusia. +         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun