Mohon tunggu...
Agnan Zakariya
Agnan Zakariya Mohon Tunggu... profesional -

Work involves play, elevating the everyday to a special status, and a hearty enthusiasm for nonsense and alogical thinking.\r\n\r\nThe last song at www.zakariyasoewardi.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Money

Co-opetition : Paradigma Pandangan Ekonomi yang Egaliter

7 Mei 2011   13:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:58 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibelahan barat orang membangun kesejahteraan negerinya melalui kolonialisme, ini adalah jalan pintas menjadi kaya raya melalui penindasan terhadap negeri orang lain, sah saja tanpa perasaan berdosa. Kolonialisme bertumbuh kembang dengan  cita rasa modernitas. Dikatakan sebagai keniscayaan yang berulang yang tesebar luas dalam sejarah manusia. Bisa berbentuk Negara, personal atau lembaga berbaju sosial keagamaan. Tetapi semangatnya tidak berubah, menjarah ekonomi bangsa lain.

Bagi kolonialisme eropa yang menyerbu Asia, tidak hanya menjarah kekayaan dari negeri taklukannya, mereka juga mengubah struktur perekonomian yang melahirkan ketergantungan terhadap negeri penjajah. Begitulah cara kaum kolonialisme berganti kulit menjadi kapitalis. Ketergantungan terhadap tanah ekonomi hingga kebudayaan menjadi lapangan bermain yang harus di perangi. Ekonomi kapitalis menempatkan bisnis sebagai perang. Seperti kata Jack Trout “karena dalam perang semua orang ingin menang maka semua pesaing harus dianggap sebagai musuh”. Sedikit banyak ideologi seperti inilah yang sekarang ter-inplant pada perkembangan ekonomi nasional kita, banyak pengusaha yang saling sikut hanya karena ingin untung banyak dan lingkaran setannya telah menyebar pada usaha-usaha mikro yang seharusnya saling membangun dengan kerjasama.

Ada sedikit  pelajaran yang disampaikan oleh adam M brandenburger dan Barry J nalebuff dalam buku bersamanya, co-opetition. Sedikit dekat dengan kata co-operation : koperasi. ini unik. Kedua profesor dari Harvard Business School dan Yale School of Management ini menilai pemikiran tentang yang selalu berperang dengan pesaing adalah terlalu sederhana. Bukankah lebih baik jika keduanya sama-sama menang. Pemikiran yang dapat diambil dari pernyataan mereka dalam bukunya adalah bagaimana merubah paradigma pandangan pada persaingan menjadi sebuah kolaborasi yang dapat saling menguntungkan. Jika kita mengimplementasikan pada ekonomi mikro Indonesia, maka artinya adalah bagaimana mengintreprestasikan industri-industri kecil ini menjadi sebuah industri domestik yang besar dengan dukungan pemerintah yang memfokuskan pada revitalisasi asset sumber daya masyarakatnya dan usaha-usaha mikro untuk dibina secara kesinambungan dengan dukungan permodalan yang didampingi badan verifikasi. Nantinya akan terjalin equilibrium baru bagi perekonomian Indonesia, jika sinergi pangsa pasar terbesar nasional di pegang oleh bangsa Indonesia dan menjadi pesaing global di rumah sendiri yaitu menyingkirkan perusahan-perusahan multinasional yang menjangkiti bangsa Indonesia dengan penyakit ideologi kapitalismenya, maka Ini akan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Kesinambungannya akan memicu tumbuh kembangnya profesionalisme para Entrepreneur sehingga nantinya tercipta motivasi bagi lulusan Perguruan tinggi setelah lulus kuliah bukan menjadi pekerja tapi menciptakan lapangan kerja, sehingga menciptakan terbukanya lahan pekerjaan yang luas dan kesempatan masyarakat untuk memperbaiki taraf hidupnya, terutama recovery kemampuan masyarakat pada bidang pendidikan yang sulit dijangkau karena alasan lemahnya kemampuan ekonomi, jangan sampai lagi. Bismillahirohmanirohim ini adalah cita-cita bersama untuk memajukan Indonesia.

Padanan co-opetition memang belum bisa kita temukan dalam kamus bahasa inggris terbaru. Tapi Intinya adalah bagaimana sebuah persaingan usaha dapat berlangsung dengan baik dengan tidak saling mengalahkan. yaitu menjadi kooperasi (bekerja sama). Prospek untuk Indonesia lebih maju ada di tangan bangsanya sendiri dan Tantangan Ekonomi Indonesia bukan hanya pada tahun 2011 saja, ini memang harus simultan dan mengakar. Indonesia maju ditangan anak bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun