Kemarin Ciremaiku kebakaran.
Hangat, sehangat rasa cemburu.
Dari kejauhan terlihat bak gadis belia yang tak sabar ingin segera mandi di sungai.
Dengan bajunya yang penuh dengan keringat.
Siapa yang membuatmu gerah ?
Biasanya kau dingin anggun menunggu datangnya penjelajah.
Di sana banyak orang merajut kisah.
Hingga wajar saja jika banyak pengagummu yang marah.
Tangan-tangan lancang yang mengelusmu itu siapa ?
Biar kuajarkan caranya kasih sayang.
Mereka sungguh tak faham dengan alam.
Taunya hanya petualangan.
Sedangkan etika tidak ditanamkan.
Ciremaiku kini membisu beberapa hari.
Meski kudengar bahwa ada beberapa oknum pemburu liar baru saja tertangkap di sela-sela lukamu itu. Sialan !
Namun ia seolah menghiraukan semuanya.Â
Harapnya sekedar ingin kembali normal dan menerima tamu.
Dengan awan dan angin sebagai jamuannya.
Lekas sembuh saja dariku, penjelajah merindukanmu.
-Zakariya Prast
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H