Terkutiplah kecemasan dalam larik yang merintik setitik demi setitik.
Kepada batang rerumputan yang sedang berusaha mengusir embun-embun rindunya yang pelik.
Yang malu ketika senja menertawakan basahnya.
Yang takut ketika malam tak memihaknya.
Di ujung cakrawala itu mungkin ada yang sedang menyemaimu lagi.
Menjadi sebuah harapan kecil yang pelan-pelan tumbuh dan merekah.
Sedangkan di taman ini, kau sudah ditebas habis menjadi potongan-potongan kecil oleh para penyair.Â
Dengan menyelipkan perasaan melalui bait-baitnya, hingga kau layu di dalamnya.
Mereka sungguh berhasil membuatku bingung untuk membedakan mana daun dan mana warnanya.
Mana batang dan mana durinya.