Mohon tunggu...
Zakarias Elmas
Zakarias Elmas Mohon Tunggu... -

Hidup ibarat melewati jalan yang berliku dan bergelombang. Namun gimana cara untuk bisa melewatinya dengan baik dan lancar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hutan Kalimantan Terus ‘dibabat’, Pemerintah Pusat Harus Serius dalam Menangani Masalah Ini

9 Juni 2015   22:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:08 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Foto: ANTARA /Zabur Karuru

Kita semua tahu bahwa salah satu hutan yang menjadi paru-paru Dunia yaitu di Pulau Kalimantan. Ini karena hutan hujan tropis terbesar selain di Benua Amerika, di Hutan Amazon, dan di Indonesia Kalimantan, dan Papua. Tiga wilayah yang telah disebutkan tadi memiliki hutan yang sangat luas dan rimbun, dan banyak sungai besar yang melewati hutan tersebut membuat persediaan air untuk pertumbuhan tanaman di sana tetap terjaga.

Namun semua itu akan sangat mudah dimusnahakan oleh orang-orang yang hanya memikirkan keuntungan semata tanpa berpikir masa depan dunia ini seperti apa. Pembukaan lahan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran adalah bukti yang sangat nyata. Pemerintah Daerah seakan tutup mata dengan semua itu.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan tahun ini memperkirakan dari tahun 2000-2010, di Indonesia telah kehilangan 1,6 juta hektar hutan yang dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit. Dan yang paling mencengangkan kalimantan kehilangan hutan seluas 1,1 juta hektar. Ini termasuk kerusakan hutan yang sangat besar.

Pembukaan lahan hutan menjadi lahan perkebunan secara besar-besaran akan berakibat buruk bagi daerah tersebut pada masa yang akan datang. Jika suatu saat perkebunan tersebut tidak lagi digunakan dan dibiarkan terbengkalai, wilayah tersebut bisa menjadi rawa. Ini akibat struktur tanah tersebut yang sudah biasanya tumbuh pohon-pohon besar yang banyak menyerap air hujan ketika musim hujan tiba, berubah menjadi kubangan dan lama kelamaan akan menjadi rawa. Ini karena tidak ada lagi pohon-pohon besar yang mampu menyerap air dengan jumlah yang banyak.

Jika suatu saat lingkungan akan rusak dan memunculkan berbagai macam masalah baru pemerintah mulai membuka kembali mata. Dan melakukan kembali reboisasi atau penghijauan kembali lahan yang kritis. Ini sesuatu yang tidak begita banyak membantu mengurangi emisi gas beracun di bumi, apalagi penanaman pohon tersebut membutuhkan bertahun-tahun lama untuk bisa tumbuh lebih besar dan mempunya daya serap yang besar terhadap emisi karbon beracun yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

Sangat disayangkan jika pulau Kalimantan yang begitu besar dan luas tidak diperhatikan oleh pemerintah kita, mulai dari pusat hingga daerah. Mungkin pemerintah masih terlalu memikirkan bagaimana cara untuk menaikan tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga lupa akan masa depan. Inilah pola pikir kebanyakan dari pemimpin kita di Negara saat ini, berpikir instan, apa yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keuntungan saat ini ya itu yang dipergunakan.

Apalagi Pulau Kalimantan yang dikatakan sebagai salah satu paru-paru dunia, jika pohon-pohon di sana banyak ditebang maka akan berdampak global. Bumi akan semakin panas dan makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi di bumi akan mati. Dan jika hal ini dibiarkan begitu saja oleh pemerintah maka akan semakin memperihatinkan.

 

Sumber:

http://www.antaranews.com/berita/480951/perkebunan-kelapa-sawit-memicu-pembalakan-liar-di-indonesia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun