"Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester"
DOSEN PENGAMPU :
VILYA DWI AGUSTINI, M.IKOM.
Disusun Oleh :
Zakaria Ari Waluyo (1806015440)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
PENDAHULUAN
Alasan saya membuat artikel review ini adalah karena saya ingin menjelaskan mengenai himbauan untuk penerima vaksin pasca vaksinasi covid. Belakangan ini, vaksin COVID-19 telah banyak diberikan, terutama untuk mereka yang memiliki risiko tinggi untuk terpapar. Vaksin ini bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi virus corona yang bisa menimbulkan gejala penyakit. Tidak berbeda jauh dengan vaksin lainnya, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan setelah mendapatkan vaksin corona, termasuk efek samping, hal yang boleh dilakukan, serta hal yang sebaiknya tidak dilakukan setelah vaksin.
Setelah disuntik vaksin, akan sangat mungkin bermunculan sejumlah efek samping, dan tiap orang bisa merasakan gejala yang berbeda-beda. Namun secara umum, efek samping yang sering muncul adalah nyeri dan bengkak di lengan, demam ringan, menggigil, sakit kepala, serta mudah merasa lelah. Untungnya, efek samping ini bisa hilang dalam beberapa hari, tapi tetap saja ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.
LATAR BELAKANG
Program vaksinasi ini terlaksana setelah pada Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dimulai pada 13 Januari 2021 dengan vaksinasi pertama dilakukan pada Presiden RI Joko Widodo, serta sejumlah perwakilan dari berbagai latar belakang seperti tenaga kesehatan, pemuka agama, guru, dan lain-lain.
Tanggal 11 Januari 2021, Badan POM mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin dan dikeluarkannya fatwa halal oleh Majelis Ulama Indonesia.
Sebagai informasi, vaksin COVID-19 produksi Sinovac membutuhkan dua kali penyuntikan dengan jarak waktu 14 hari. Para penerima vaksin akan mendapatkan kartu vaksinasi dan diingatkan untuk kembali menerima vaksin untuk kedua kalinya.
Vaksin COVID-19 disuntikkan untuk mendorong tubuh membentuk antibodi yang berguna dalam melawan infeksi virus corona. Meski begitu, dibutuhkan waktu sebelum antibodi terbentuk dan bisa berfungsi dengan maksimal. Umumnya, antibodi terbentuk dalam satu bulan setelah vaksin corona dosis pertama. Namun, kinerja antibodi baru akan maksimal pada 28-35 hari setelah suntikan kedua vaksin corona.
Penting untuk mengetahui apa saja efek samping vaksin dan kapan harus mewaspadai gejala yang muncul. Meski normal terjadi, efek samping dan gejala yang muncul tetap harus kamu monitor. Jika kamu alami demam, kamu bisa mengonsumsi obat penurun demam yang diresepkan dokter. Kamu pun bisa pesan obat tersebut secara online sehingga kamu tidak perlu lagi keluar rumah. Selain itu alangkah lebih baik jika kamu beristirahat hingga kondisi benar-benar pulih.
POIN -- POIN PENTING
Sejak vaksin COVID-19 tiba di Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang belum setuju akan anjuran pemerintah untuk menjalani vaksinasi COVID-19. Padahal, pemberian vaksin ini sangatlah penting, bukan hanya untuk melindungi masyarakat dari COVID-19, tetapi juga memulihkan kondisi sosial dan ekonomi negara yang terkena dampak pandemi.
Vaksinasi atau imunisasi bertujuan untuk membuat sistem kekebalan tubuh seseorang mampu mengenali dan dengan cepat melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian vaksin COVID-19 adalah menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat virus ini.
Meskipun tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat COVID-19, Selain itu, vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mendorong terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok. Hal ini penting karena ada sebagian orang yang tidak bisa divaksin karena alasan tertentu.
Orang yang tidak dianjurkan untuk menerima vaksin atau tidak menjadi prioritas untuk vaksin COVID-19 antara lain anak-anak atau remaja berusia di bawah 18 tahun dan orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya diabetes atau hipertensi yang tidak terkontrol.
Jadi, dengan mendapatkan vaksin COVID-19, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga orang-orang di sekitar Anda yang belum memiliki kekebalan terhadap virus Corona.
- Adakah reaksi atau gejala yang terjadi pasca vaksinasi COVID?
- Secara umum, vaksin tidak menimbulkan reaksi pada tubuh. Namun, jika hal ini terjadi, maka reaksi tersebut sebatas reaksi ringan. Reaksi ini sama dengan reaksi yang mungkin terjadi setelah seseorang mendapatkan vaksinasi dari vaksin lainnya.
Reaksi dan gejala yang mungkin terjadi pasca vaksinasi dalam dunia medis dikenal dengan istilah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).
- Apa saja KIPI yang dapat terjadi pasca vaksinasi COVID?
Reaksi KIPI dibagi menjadi reaksi lokal, reaksi sistemik, dan reaksi lain. KIPI pada vaksin COVID hampir sama dengan vaksin lainnya.
Reaksi lokal ringan, meliputi nyeri, kemerahan, bengkak, pada tempat suntikan.
Reaksi lokal berat, meliputi selulitis atau peradangan pada jaringan yang terjadi karena infeksi bakteri. Reaksi sistemik yang mungkin terjadi meliputi demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), badan lemas, dan sakit kepala.
Reaksi berat lainnya namun jarang terjadi adalah syok anafilaktik. Reaksi yang satu ini dapat mengancam nyawa jika tidak segera mendapat penanganan.
Demi menghindari kejadian yang tidak diinginkan, tenaga kesehatan akan melakukan pemantauan dan observasi, sehingga jika reaksi berat ini terjadi, maka dapat segera ditangani.
- Apa yang perlu dilakukan 30 menit pasca vaksinasi?
Jika Anda berada di sarana kesehatan, Anda dapat menunggu 30 menit di ruang tunggu. Jika tidak terjadi apapun, maka Anda dapat pulang dan beraktivitas seperti biasa. Jika terjadi sesuatu, maka tenaga kesehatan di sarana kesehatan tersebut siap untuk melakukan penanganan sesuai prosedur.
Jika Anda tidak sedang di sarana kesehatan, maka Anda bisa melapor ke tenaga kesehatan tempat Anda divaksinasi atau datang ke IGD terdekat, jika dalam kurun waktu 30 menit Anda mengalami kondisi setidaknya salah satu dari gejala dan tanda di bawah ini:
- Bibir mendadak bengkak atau kemerahan
- Mendadak sesak atau nafas tidak nyaman
- Mendadak pingsan atau tidak sadarkan diri
- Apa yang perlu dilakukan jika terjadi reaksi ringan lokal seperti nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan?
- Anda dapat melakukan:
- Kompres dingin pada lokasi tersebut
- Meminum obat paracetamol sesuai dosis
- Apakah setelah divaksinasi masih harus menerapkan protokol kesehatan?
Ya, Anda tetap perlu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat meski sudah vaksinasi COVID, sebab di lingkungan masyarakat masih belum terbentuk herd-immunity atau kekebalan berkelompok untuk penyakit COVID.
- Apa yang bisa dilakukan untuk membantu memutus rantai penularan COVID dan menghentikan pandemi setelah divaksinasi?
- Tetap menjalankan protokol kesehatan
- Ikut serta dalam edukasi sekitar untuk partisipasi dalam program vaksinasi COVID
KELEBIHAN
Kelebihan dari artikel ini adalah Pada dasarnya efek samping yang dirasakan pasca melakukan vaksin adalah hal wajar, seperti demam, sakit kepala, atau nyeri di beberapa bagian tubuh. Efek samping ini muncul sebagai tanda bahwa tubuh sedang membangun sistem imun baru terhadap virus COVID-19. Penyintas COVID-19 sekalipun tetap harus mendapatkan vaksin. Meskipun penyintas COVID-19 telah memiliki antibodi sendiri yang diproduksi secara alami dalam tubuh mereka, masih belum diketahui tingkat kekebalan itu akan bertahan berapa lama. Sehingga, vaksin COVID-19 dapat memberikan kekebalan tambahan. Dapat mengakhiri pandemi covid-19, Vaksin COVID-19 dapat membantu kita mencapai semua keinginan itu. Meskipun dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak mampu mengurangi penyebaran virus COVID-19, tapi itu tidak cukup untuk mengakhiri pandemi. Vaksin COVID-19 membantu membangun kekebalan terhadap virus COVID-19. Sehingga, bila terpapar virus tubuh sudah dapat melawannya.
KELEMAHAN
- KIPI
- KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan yang terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan sebab akibat dengan vaksin. KIPI diklasifikasikan dalam lima kategori berdasarkan penyebabnya :
- Reaksi KIPI terkait komponen vaksin
KIPI yang terjadi dalam kategori ini disebabkan oleh satu atau beberapa komponen yang terkandung di dalam vaksin. Komponen-komponen vaksin antara lain antigen, adjuvan, antibiotik, dan bahan pengawet (stabilizer dan preservatives).
- Reaksi KIPI terkait dengan cacat mutu vaksin
KIPI dengan kategori ini disebabkan adanya cacat mutu dalam produk vaksin, termasuk penggunaan alat untuk pemberian vaksin yang disediakan produsen.
- Reaksi KIPI akibat kesalahan prosedur
Cara pelarutan vaksin dan pemberian vaksin yang salah menjadi penyebab KIPI kategori ini. Contohnya jarum yang masuk ke dalam vial untuk mengambil vaksin tidak steril.
- Reaksi KIPI akibat kecemasan karena takut disuntik
KIPI ini terjadi karena kecemasan yang dirasakan penerima vaksin saat atau sesudah pemberian vaksin.
- Kejadian Koinsiden
Semua reaksi KIPI yang terjadi di luar hal-hal yang sudah dijelaskan sebelumnya masuk ke dalam kategori ini. Contohnya, demam yang sudah terjadi sebelum atau pada saat pemberian imunisasi. Situasi ini disebut sebagai asosiasi temporal, yaitu dua atau lebih kejadian yang terjadi bersamaan. Kejadian pertama bisa jadi berhubungan atau tidak berhubungan dengan kejadian berikutnya.
- KIPI Vaksin Covid-19 yang Mungkin Terjadi dan Antisipasinya
Setelah kamu divaksin, petugas kesehatan akan mempersilakan kamu beristirahat terlebih dahulu untuk observasi. Hal ini dilakukan untuk meninjau apakah ada gejala berat yang terjadi pascavaksinasi. Tiap orang mengalami reaksi berbeda-beda, sehingga kita perlu mempelajari reaksi-reaksi yang berpotensi muncul. Reaksi terhadap vaksin bisa dibagi menjadi dua, yakni reaksi ringan dan reaksi berat.
- Reaksi Ringan
Reaksi ini bisa sembuh sendiri dan hampir tidak memerlukan perawatan khusus. Reaksi ringan terbagi menjadi dua:
- Reaksi lokal adalah reaksi yang terjadi pada area tubuh tertentu seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis. Antisipasi: kompres dingin pada titik yang bermasalah dan konsumsi paracetamol.
- Reaksi sistemik yang berhubungan dengan sistem atau keseluruhan tubuh. Reaksi sistemik berupa demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, atau sakit kepala. Antisipasi: minum yang banyak, gunakan pakaian yang nyaman, kompres dingin di bagian yang terasa nyeri, dan konsumsi paracetamol.
- Reaksi Berat
KIPI jenis ini memang jarang terjadi, namun perlu dipantau apabila penerima vaksin mengalami gejala-gejala tertentu setelah divaksin. Yang termasuk reaksi berat adalah kejang, trombositopenia (penurunan hebat jumlah trombosit), Hypotonic Hyporesponsive Episode (kehilangan rasa sensorik akut atau penurunan kesadaran disertai dengan pucat dan kelemahan otot), serta menangis terus-menerus. Bila mengalami KIPI ini, hubungi kontak fasilitas kesehatan tempat mendapatkan vaksin Covid-19. Nomor kontak biasanya tertulis di kartu vaksinasi yang diberikan setelah vaksinasi.
KESIMPULAN
Memang tidak semua orang mengalami efek samping setelah mendapat vaksin Covid-19. Hal ini disebabkan sistem imun tiap orang berbeda-beda. Perbedaan sistem imun bisa dipengaruhi faktor genetik, gender, diet, lingkungan sekitar, hingga kondisi-kondisi terdahulu yang telah melatih sistem imun kita untuk merespons keadaan tertentu. Satu hal yang perlu diingat, walaupun vaksin bisa memperkuat sistem imun, vaksin tidak menjamin perlindungan 100% terhadap virus. Makanya, setelah vaksinasi, kita masih wajib memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak agar tidak terinfeksi virus Corona.
Vaksinasi jelas efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Angka kejadian yang tidak diinginkan akibat vaksinasi sangatlah rendah jika dibandingkan risiko terkena PD3I. Dengan mengikuti vaksinasi, kita bisa menghemat biaya perawatan, pengobatan penyakit, dan bahkan menyelamatkan jiwa. Â Intinya, dampak positif yang diberikan vaksin jauh lebih besar dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan. Jadi, kalau masih ada yang belum divaksin, segeralah ambil kesempatan yang ada agar kita semua bisa kembali sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H