Jika kegagalan/ hal yang tidak kita harapakan hadir ke dalam kehidupan kita hendaknya kita koreksi diri/ muhasabah 'ala nafsh. Koreksi juga terkadang tidak cukup datang dari diri kita sendiri, terkadang kita juga perlu masukkan/ kritikan/ pendapat/ saran/ ide dari orang lain.
Sebelum kita mengintrospeksi di mulai dari diri kita maupun dari saran dari orang lain, hendaknya yang pertama kita lakukan ialah kita mengintrospeksi diri kita terhadap hubungan dan komunikasi kepada Tuhan.
Satu hal yang perlu kita ingat akan diri kita. Jika kita hendak mecari solusi atas permasalahan yang kita hadapi hendaklah kita utarakan kepada ahlinya. Orang yang tidak hanya sebagai tempat berbagi cerita keluh kesah. Akan tetapi carilah orang yang tepat yang bisa membuat masalah menjadi solusi akhir yang terselesaikan hingga tuntas. Dan jangan kita berkumpul dengan orang-orang yang negatif thingking.
Tempatkan diri kita untuk berada bersama orang-orang yang berhasil membangun kehidupan, baik berhasil di dalam kehidupan berumah tangga, berhasil membangun kehidupan berbangsa maupun berhasil membangun kehidupan bernegara.
Mengapa harus demikian? ...
Ibarat Penjual Minyak Wangi dan Pandai Besi ...
Jika kita bergaul dengan penjual minyak wangi maka kita akan memberi atau membeli minyak wangi, jika tidak dapat maka kita hanya mendapatkan bau minyak wanginya saja.Sedang pandai besi kita bisa akan terkena percikan api ke pakaian kita serta, jika tidak kena percikan api setidaknya kita akan kena bau asap dari percikan api tersebut.
Ini permisalan yang bisa kita jadikan bekal bagi kehidupan kita. Hendaklah diri kita untuk selalu menyeleksi terlebih dahulu orang-orang yang hendak kita jadikan sebagai tempat kita mengadu/ curhat. Jangan kita sampai salah tempat mengadukan perihal aduan kita. Hendaklah kita utarakan kepada orang yang ahli di dalam masalah yang kita hadapi, untuk dapat kita meraih solusi.
قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ
فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Artinya: