Masa sih menulis itu bisa menjadi pekerjaan yang paling seksi di dunia ini? ...
Dari mana rumusnya? ... Yuk, mari kita beranalogi ...
Menulis itu awalnya bagi pribadi aku merupakan pekerjaan yang "kurang kerjaan". Mengapa? ... Kan sudah ada berbagai buku, majalah, surat kabar, internet, dan berbagai macam literatur lain sebagai sumber informasi/ sumber ilmu yang sudah tertulis di dalam berbagai lembaran-lembaran maupun di berbagai halaman yang ada di internet.
Kita tinggal mencari apa yang hendak kita mau cari dan kita tinggal membacanya. Namun mengapa masih ada serta makin banyak orang yang mau bersusah payah untuk "menulis". Dulu setahuku menulis itu merupakan pekerjaan yang paling sia-sia, kayak gak ada kerjaan lain yang bisa dikerjakan. Buat pusing 7 keliling, 8 tanjakan serta 9 turunan.
"Wasting time", pekerjaan gak bermutu dan gak akan produktif bagi diri terlebih lagi bagi orang lain. Mikir buat merangkai kata-kata saja sulitnya bukan main. Lebih enak dan lebih asyik mengerjakan pekerjaan lain "bermain bersama teman" sambil "ngobrol ngalor ngidul".Â
Menulis itu memusingkan karena memerlukan kecermatan dalam berfikir menyusun kata demi kata. Di samping berfikir, kita juga harus mengetik/ menulis, setelah itu ada proses lagi yang bernama proses editing. Tambah lagi dengan prosesi publishing dan broadcasting untuk meraih visitor.
Seiring dengan beranjaknya waktu saya seringkali mencoba menulis di secarik kertas bekas yang tak terpakai. Yang sudah lama tersimpan di lemari yang rencananya lambat laun pasti akan dibuang ke tong sampah oleh ibuku tercinta. Ya, pada awalnya saya hanya mampu menulis satu kalimat saja dalam satu hari. Gede malasnya di bandingkan dengan gede rajinnya. Sayang teramat sayang bagi saya jika kertas atau buku bekas pun masih bisa saya berdayakan untuk saya tuliskan dengan beragam kata-kata yang hendak saya tuliskan dan saya jadikan sebuah karya.
Tapi ya karena "penasaran" dengan "kemampuan diri" dan melihat banyak "keberhasilan" dari banyak penulis yang berhasil. Yang terkadang saya melihatnya di sebuah toko buku ternama di bilangan jalan matraman raya, apa boleh buat saya paksakan diri untuk menulis 1 paragraph dalam 1 hari.
Wah, jujur saja "kepala saya malah jadi tambah pusing" jadi 7 turunan, 8 tanjakan, 9 tikungan jadi tambah 10 jeglokan.
Awalnya sangat sulit sekali untuk bisa menulis mulai dari membuat judul, terlebih lagi merangkai kata di isi artikel. Wah, ibarat menaruh batu besar di kepalaku. Biasa hidup santai menikmati kehidupan tanpa harus bersusah payah untuk berfikir, sekarang berputar arah 100% untuk bisa mengandalkan logika untuk berfikir keras menulis.
Kini aku berkesimpulan "Menulis" itu merangkai pekerjaan merangkai kata-kata, merangkai simbol-simbol dan merangkai angka-angka ke dalam susunan yang tertata dan mudah untuk dicerna oleh logika. Tujuan menulis tidak lain untuk ditujukan kepada orang lain yakni visitor, namun bisa juga menulis untuk konsumsi pribadi kita sendiri.