Membangun kehidupan dimulai dari membangun "hubungan dan komunikasi". Sebelum terlahir ke dunia orang tua kita berdoa/ berkomunikasi kepada Tuhan Yang Maha Esa berharap kelak suatu saat nanti bisa mendapatkan anak yang sholeh/ sholehah.
Dari DOA yang di panjatkan dari para hamba-hambaNYA, lalu Tuhan memutuskan untuk mengabulkan DOA hambanya dengan kelahiran anak ke dunia ini. Inilah awal komunikasi manusia terjadi sebelum terlahir ke dunia yakni dengan sebuah DOA.Â
Saat di dalam perut ibunda saat masih menjadi janin, ibunda kita senantiasa mendoakan kita. Ibunda kita membacakan ayat-ayat suci AL QURAN "mengaji", lalu mendengarkannya mengenakan headphone ke telinga ibunda kita bahkan ibunda kita meletakkan headphone ke perutnya.Â
Namun terkadang ada pula yang ibunda kita lakukan yakni dengan mendengarkan berbagai macam lagu klasik atau berbagai macam musik lainnya berharap lagu yang didengarkan bisa mencerdaskan sang anak.Â
Agar suara yang keluar dari musik bisa didengarkan kita saat masih di dalam kandungan. Berbagai metode yang ibunda kita lakukan untuk bisa berkomunikasi kepada Tuhan maupun kepada kita sebagai calon anak sewaktu kita masih di dalam janin.Â
Selain peranan ibunda ada juga peranan ayahanda kita melalui metode mengumandangkan suara "adzan" saat kita baru terlahir ke dunia. Suara adzan merupakan suara panggilan sholat, suara panggilan yang utama di dalam ajaran islam. Suara adzan pertama kali dikumandangkan kepada sang bayi agar sang bayi kelak nanti pada saat dewasa dan saat diberikan kehidupan oleh Tuhan ia selalu ingat akan panggilan dirinya kepada ajaran Tuhan, yakni dengan ajaran cara komunikasi yang paling awal dan paling efektif untuk bisa saling berinteraksi.
Baik itu ajaran yang bersifat vertikal maupun ajaran yang bersifat horizontal. Namun banyak manusia yang setelah lahir ke dunia kini banyak terlupakan akan hal ini. Susah payah ibunda kita mengandung dan melahirkan serta membesarkan kita ke dunia dengan segala harapan dan DOA nya. Terlebih lagi upaya dari kerja keras dari ayahanda kita dengan berjuang dan berproduktifitas memenuhi segala macam kebutuhan keluarga. Seharusnya kita berterima kasih kepada mereka berdua, dengan mewujudkan komunikasi yang pernah di utarakan dalam setiap DOA nya.Â
Kedua orang tua kita selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk masa depan kita. DOA dan harapan selalu dipanjatkan kehadirat ilahi mulai dari buka mata hingga tidur menutup mata kembali. Waktu terus berlalu, seiring dengan berjalannya kehidupan. Kehidupan dari janin, terlahir menjadi bayi, lalu menjadi balita, masuk ke fase anak-anak, dewasa hingga orang tua. Semua membutuhkan komunikasi yang seharusnya berjalan di trek yang telah ditentukan dari Tuhan kepada manusia.
Orang tua berperan menDOAkan anak, membimbing serta mengarahkan anak dari kecil hingga besar. Tak bosan-bosannya, dari waktu ke waktu hingga sampai kepada harapan yang telah di utarakan di dalam setiap DOA nya. Namun Tuhan juga menjawab DOA manusia dalam 3 jawaban, yakni:
1. Jika Tuhan belum mewujudkan DOA, maka sesungguhnya Tuhan hendak mengujimu.
2. Jika Tuhan belum menjawab DOA kita, maka Tuhan masih sayang pada kita.