Mohon tunggu...
ZAKA
ZAKA Mohon Tunggu... writer -

www.instagram.com/sobatmobil

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Indahnya Hidup di Pedesaan

28 November 2015   13:55 Diperbarui: 28 November 2015   14:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal di hari kedua saat lebaran di tahun 2012. Kebetulan saya memiliki seorang istri yang asli dari solo. Ia memiliki seorang teman yang kebetulan tinggal di atas bukit wonogiri, tepatnya di daerah karang tengah. Pada hari pertama seperti biasa kami sekeluarga menghabiskan waktu bersama dengan keluarga besar untuk saling bersungkeman dengan saling berjabat tangan satu sama lain. Selain itu kami juga makan ketupat ataupun opor secara bersama-sama pula. Dari sejak sepulang sholat idul fitri selesai kami tunaikan.

Bertempat di daerah kabupaten karanganyar kami bersilaturahim selain kepada sesama keluarga besar, kami juga saling silaturahim kepada para tetangga di sekitar rumah saudara kami berada. Waktu tiada terasa beranjak siang hingga akhirnya kami masuk pada waktu sholat dhuhur dan akhirnya kami melaksanakan sholat dhuhur secara bersama-sama.

Setelah itu kami selesai sholat dan kami berdoa bersama, memohon ampunan dan memohon agar idul fitri ini merupakan hari di mana kita saling bisa memaafkan satu sama lain hingga tiada lagi dendam, marah, bahkan saling membenci antara satu dengan yang lainnya. Semua saling berjabat tangan dan saling memaafkan dengan setulus hati dengan semurni-murninya memaafkan.

Setelah itu kami kembali ke rumah dan saling berjabat tangan kembali kepada handai taulan yang belum sempat berjabat tangan. Wah, hari idul fitri merupakan hari yang sangat indah di dalam kehidupan umat muslim khususnya. Bahkan di lingkungan di rumah saya bertempat tinggal yang sebagian penduduk atau tetangga saya ada yang beragama non muslim.

Mereka juga ikut merayakan lebaran secara bersama-sama di masjid dengan mengucapkan minal aidin wal faidzin dan bahkan ikut saling berjabat tangan di halaman masjid yang digunakan oleh para segenap warga satu RW untuk saling berjabat tangan dan saling memaafkan satu sama lain.

Dan ada satu hal lagi yang juga membuat saya sempat tersenyum karena saya melihat beberapa tetangga saya yang non muslim ikut keliling dari satu rumah ke rumah yang lainnya yang masih dalam satu RT untuk saling berjabat tangan dan saling memaafkan satu sama lain.

Wah indah sekali rasanya itu hal yang terbenak di dalam hati saya sebagai seorang pendatang baru yang lahir dan asli serta lama tinggal di ibu kota. Beda sekali rasanya jika dibandingkan dengan di mana saya bertempat tinggal di kota jakarta. Tidak pernah sekalipun dalam seumur hidup saya merasakan hal yang sedemikian rupa.

Indahnya hidup di pedesaan dengan adanya rasa toleransi dan damai serta rasa saling peduli satu sama lain. Tak terasa hari menjelang sore dan memasuki malam hari. Tapi pada akhirnya warga berinisiatif untuk membuat masakan dan berkumpul bersama makan bareng di lapangan depan perumahan yang kami tempati.

Meski makanan yang disajikan dengan ala kadarnya namun tetap membuat suasana menjadi tetap akrab dan tetap saling gembira. Ya, itulah hal yang paling berkesan di dalam hidup saya. Hal yang tidak akan pernah bisa saya lupakan. Oh, iya di samping momen idul fitri ada lagi momen lainnya yang membuat saya juga ikut berkesan.

Yakni adanya acara arisa se RT, acara upacara militer di kuburan di waktu tengah malam jelang malam 17 agustusan. Upacara bendera ala militer dilaksanakan di makam para veteran yang kebetulan terletak di belakang perumahan di mana kami bertempat tinggal. Upacara dihadiri oleh seluruh para petinggi RT, maupun bapak RW berserta seluruh warga satu perumahan. Upacara diiringi doa dan upacara militer yang selanjutnya di lakukan upacara menyalakan obor di tiap di atas makam para pahlawan veteran.

Ini terbilang unik dan terbilang momen yang paling sakral bagi saya yang belum pernah sama sekali saya lakukan di dalam kehidupan saya. Bagi saya ini merupakan momen di mana saya dan berserta para pengurus dan segenap warga hadir menghormati jasa para pahlawan negara indonesia ini.

Belum lagi ada acara RONDA ini juga merupakan kegiatan yang belum pernah sama sekali saya lakukan di dalam kehidupan seumur hidup saya. Maklum saya asli dan tinggal di jakarta kesemua pekerjaan bisa di bayar dan dilakukan dengan petugas khusus saja seperti hansip.

Belum lagi tiap beberapa pekan sekali semua pengurus dan semua warga secara bersama-sama berGOTONG-ROYONG membenahi sarana umum, seperti lapangan, masjid, kuburan, dan lain-lain. Baik pak RT maupun pak RW kesemuanya turun secara bersama-sama bergotong-royong membenahi secara bersama.

Wah bagi saya itu hal yang sangat-sangat indah sekali. Terlebih lagi jika hal ini bisa dilakukan oleh segenap warga indonesia, saya rasa indonesia bisa jaya dan bisa sejajar dengan negara-negara maju dalam hal saling bergotong-royong di dalam membangun negara. Hubul wathon minal iman = Cinta kepada negara merupakan bagian dari iman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun