Mohon tunggu...
Sancaka
Sancaka Mohon Tunggu... Guru - Kemerdekaan berfikir tanpa batasan dogma

Menjaga kewarasan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Paksa dalam Ketidakberdayaan

13 Juni 2023   09:40 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:48 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seakan membuka jalan maut menanti

Kutangkup tangan memohon ampunan

Atas selembar atma diri ini

Bersimpuh di ujung kaki ku jalani

Tapi langkahmu terlanjur pergi

Tak bermimpi untuk terpisah

Karena terikat jiwa raga ini

Dalam ikatan tak mungkin terberai

Meski harus bertemu mati

Tak mampu aku melewati

Tiap detik dengan hukuman ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun