Mohon tunggu...
Sancaka
Sancaka Mohon Tunggu... Guru - Kemerdekaan berfikir tanpa batasan dogma

Menjaga kewarasan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Paksa dalam Ketidakberdayaan

13 Juni 2023   09:40 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:48 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ribuan detik telah kita lewati

Dalam kebersamaan dan kenyamanan

Saling menggenggam penuh senyuman

Meniti jalan menuju impian

Tawa,canda,bahkan air mata

Mengiringi setiap langkah yang kita tapaki

Mewarnai relung waktu yang terlewatkan

Memprasasti di sudut hati

Tetiba,emosi memenuhi hari

Membakar nurani tanpa belas kasih

Memutus nafas yang semakin tersesaki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun