Mohon tunggu...
Sancaka
Sancaka Mohon Tunggu... Guru - Kemerdekaan berfikir tanpa batasan dogma

Menjaga kewarasan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchunian, Panjangkan Sabarmu

21 April 2022   10:50 Diperbarui: 21 April 2022   11:30 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyaksikan pertandingan antara Liverpool VS Manchester United,Rabu (20/4/2022),membuat para pendukung Manchester United menangis sekaligus menanggung malu.Ini adalah kondisi titik terendah MU sejak era kepelatihan Sir Alex Ferguson.

Dengan penguasaan bola hanya sekitar 28%,apa yang ditampilkan dilapangan oleh para pemain MU,benr-benar menyedihkan.Mereka seperti sekumpulan anak-anak dihadapan skuad Liverpool.Bahkan seorang Paul Scholes sampai beranggapan,permainan MU benar-benar menjijikan untuk ditonton.

Musim ini buat MU,berakhir lebih cepat.tidak ada satupun gelar yang bisa diraih.Sekedar untuk berada di peringkat empat saja  rasanya mustahil bisa digapai.

Padahal batas minimal peringkat untuk bisa ikut Liga Champion adalah posisi empat.Untuk pagelaran liga Champion musim depan,kasta tertinggi sepak bola benua biru,para pemain MU hanya akan menjadi penonton saja.

Banyak kerugian yang akan diterima oleh Manchester United karena absennya dalam kompetisi liga Champion musim depan,terutama dari segi pendapatan.Milyaran rupiah yang seharusnya diterima,akan menguap begitu saja.

Melihat kondisi MU sekarang ini,memang sangat jauh berbeda dengan Mu jaman sir Alex Ferguson dahulu.Tidak ada lagi identitas yang ditampilkan oleh para pemain sebagai sebuah klub sepak bola tersukses di liga Inggris.Hampir semua pemain jauh dari kata memuaskan penampilannya.

Bukan hanya satu dua pemain saja,tapi keseluruhan sebagai sebuah tim sangat mengecewakan.Banyak faktor yang mempengaruhi keterpurukan MU saat ini.Mulai dari manjemen klub yang hanya berorientasi pada keuntungan,sampai dengan tidak tepat guna dalam perekrutan pemain baru.

Tidak salah jika sehabis pertandingan,Ralf Rangnick sebagai pelatih MU sampai mengeluarkan kalimat,butuh 10 pemain baru untuk merombak kembali skuad MU agar bisa bersaing dengan klub-klub besar lainnya.Hal ini masuk akal jika melihat performa para pemain MU sekarang.

Banyak dari mereka yang tidak punya DNA MU,yang identik dengan  dengan daya juang sampai detik terakhir.Para pemain baru yang akan didatangkan nantinya,masih tergantung siapa yang menjadi pelatih baru MU untuk musim depan.

Kencang beredar kabar jika Erik Ten Hag akan menahkodai MU untuk musim depan.Tugas maha berat harus diemban dipundak pelatih baru nantinya,mengembalikan MU ke habitatnya,sebagai penguasa liga Inggris dan menjadi klub yang disegani di Eropa.

Erik Ten Hag sudah memberikan statement,butuh waktu yang tidak sebentar untuk merevolusi MU kembali seperti jaman Sir alex Ferguson.Artinya untuk para Manchunian,kita butuh waktu lebih lama lagi menyabarkan diri untuk bisa menikmati permainan MU seperti eranya Fergie Babes.

Prestasi memang butuh proses dan waktu.Mari kita nantikan hasil dari polesan tangan dingin Erik Ten Hag,seperti yang sudah dilakukannya di Ajax.Semoga kesabaran kita para Manchunian membuahkan hasil yang sangat membanggakan.Bravo MU..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun