Kalian pernah gak sih ketemu sama orang yang selalu me-'iya'-kan permintaan atau ajakan orang lain? Padahal sebenarnya orang itutidak mampu untuk melakukannya, atau sebenarnya iya ingin berkata 'tidak' tapi gak enak sama orang itu.
Jangan-jangan kalian termasuk orang itu tapi kalian belum sadar. Nah, ada nih julukan buat orang-orang yang seperti ini, namanya "People Pleaser"
Sebenarnya apa sih yang dimaksud people pleaser?
People pleaser adalah seseorang yang menempatkan kebahagiaan orang lain diatas kebahagiaan dirinya sendiri. Orang-orang people pleaser ini selalu berusaha membuat orang lain senang dengan cara apapun, yang paling parah jika untuk menyenangkan orang lain mereka harus mengorbankan dirinya sendiri. Membuat banyak orang senang memang menjadi dirikita mudah disukai, tetapi ini juga bisa menjadi peluang bagi orang lain untuk memanfaatkan kebaikan kita.
Sebenarnya penyebab seseorang menjadi people pleaser rata-rata dikarenakan ia memiliki pengalaman yang kurang baik di kehidupan masa lalunya. Bisa jadi ayah atau ibunya sering marah hanya karena ia meminta seseuatu atau berbeda pendapat dengan orang tuanya, atau mungkin dia dibesarkan oleh orang tua yang lemah. Maka ia terpaksa untuk menyembunyikan hal-hal yang sebenarnya ingin ia utarakan demi melindungi perasaan orang tuanya dan tidak menambah beban pikiran.Â
Selain itu sifat people pleaser juga bisa tumbuh karena mungkin dulunya pernah menjadi korban bullying dan memiliki trauma terhadap itu. Karena dulu ia tidak mempunyai ruang untuk mengutarakan pendapat sesuai jalan pikirannya dan menganggap bahwa perbedaan opini dapat menimbulkan perselisihan membuat pola pikirnya menganggap bahwa untuk bertahan hidup ia harus menjadi seseorang seperti apa yang diharapkan orang lain.
Lalu, apa saja ciri-ciri yang menandakan seorang menjadi people pleaser?
1. Selalu berkata "ya", walau dalam hati keberatan
Nah, buat kalian yang sering seperti ini harus hati-hati nih jangan-jangan kalian itu people pleaser. Orang-orang people pleaser sering merasa tidak enak jika menolak ajakan atau permintaan orang lain, sehingga iya selalu meng-iya-kan semua permintaan itu. Walaupun menolong itu adalah hal baik, tapi perlu diingat kita juga perlu tahu batasan diri kita.
2. Sering memikirkan perasaan orang lain
Tak jarang people pleaser yang memilih untuk diam dibandingkan harus berdebat dengan orang lain. Bukan karena tidak ingin menanggapi, tetapi dia takut jika perkataannya akan menyakiti orang lain. Meski lawan bicaranya tidak masalah dengan hal itu, people pleaser tetap memikirkannya dan gelisah sepanjang hari.
3. Pura-pura bahagia
People pleaser adalah orang yang sering membohongi dirinya. Ia sering terlihat tidak apa-apa di depan orang lain. Padahal sebenarnya ia sedang terluka, namun dia lebih memilih memendam perasaannya dan terlihat seperti orang yang tidak punya masalah hidup.
4. Sering meminta maaf walau tidak salah
Meminta maaf kepada orang itu baik, namun jika dilakukan secara berlebihan malah jadinya tidak baik. People pleaser sering meminta maaf atas kesalahan yang tidak diperbuatnya. Ia selalu menanggung kesalahan orang lain dan meminta maaf untuk orang tersebut. Padahal tidak baik loh menyalahkan diri sendiri.
5. Butuh pujian dan pengakuan orang lain untuk membuat dirinya tenang
People pleaser sering kali merasa insecure dan tidak percaya diri pada pencapaiannya. Ia selalu merasa berada di bawah orang lain, padahal pencapaian yang ia dapatkan tidak kalah baiknya dibanding orang lain. Sulit baginya untuk mengapresiasi diri sendiri, dan merasa kalau pencapaiannya itu hanya sebuah kebetulan. Oleh sebab itu people pleaser butuh pengakuan orang lain untuk meyakinkan dirinya.
6. Overthinking dengan pandangan orang lain
People pleaser terlalu peduli pada omongan atau pandangan orang terhadap dirinya. Ia takut jika ia tidak dapat memenuhi ekspektasi orang lain. People pleaser juga takut akan dijauhi dan tidak memiliki teman.
Duh, terus gimana ya cara buat berhenti jadi people pleaser? Yuk simak terus
1. Berdamai dengan masa lalu
Tahap pertama yang perlu dilakukan untuk berhenti menjadi people pleaser adalah berdamai dengan masa lalu. Cobalah untuk jangan mengungkit lagi luka lama yang membuat anda merasa tertekan. Hargai diri kita apa adanya, ini bisa membuat kita lebih berani dan menjadi percaya diri.
2. Hargai diri sendiri
Sebelum menghargai orang lain, kita harus menghargai diri kita sendiri terlebih dahulu. Membantu orang lain tidak harus dengan merendahkan harga diri. Jangan selalu mementingkan orang lain, lakukan sesuatu untuk diri sendiri barulah boleh menyenangkan orang lain.
3. Pahamilah maksud dari orang yang meminta pertolongan
Saat ini tidak jarang kebaikan yang justru malah dimanfaatkan orang lain. Hal ini membuat makin banyak bermunculan orang-orang yang meninta tolong dengan maksud ingin memanfaatkan. Membantu itu boleh, tetapi harus memahami situasi dan kondisi, dan sesuai kemampuan diri. Jika tidak mampu untuk melakukannya kita boleh untuk menolak permintaan tersebut.
4. Tidak usah minta maaf bila tidak perlu
Jika tidak membuat kesalahan, maka kita tidak perlu minta maaf. Biarlah orang yang membuat kesalahan mengakui kesalahanya. Terlalu sering minta maaf juga bisa membuat orang lain malah menjadi risih. Minta  maaaf lah seperlunya, jika hanya berbuat salah.
5. Berhenti overthinking
Overthinking membuat sifat people pleaser semakin melekat pada diri seseorang. Mulailah berpikir rasional. Jika ada omongan yang kurang baik tidak usah terlalu dipikirkan. Jangan terlalu memikirkan orang lain, belum tentu orang lain memikirkan hal yang sama seperti yang kita pikirkan.
Ayo, mulai sekarang stop jadi people pleaser. Hargai diri kalian. Jika bukan dari kita sendiri, lantas siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H